Sabtu, 14 September 2019

Tahoen 1980, Kompetisi Satoe Hari Satoe Soerat.

Pada boelan Agoestoes 1980, seboeah komunitas raksasa resmi bertajoek Sehari Satoe Kiriman mengadakan sajembara doea boelanan : Satoe Hari Satoe Soerat. Sajembara berdoerasi lama ini diniatkan untuk meneloesoeri bakat-bakat para penoelis soerat. Yang mengetoeai sajembara akbar ini adalah seorang nyonya bernama Sakinah Isnaeni.

Setelah iklan tersebar ke seantero noesantara, terkoempoelah 200an peserta. Dengan djoemlah demikian, salah seorang petinggi sajembara bernama  Raden Mas Luthfi Juliando mengoemoemkan bahwa setiap minggoe, setiap peserta yang tidak berkirim soerat selama doea hari bertoeroet-toeroet tidak akan lolos ke minggoe berikoetnja. Kendati 'Satoe Hari Satoe Surat' adalah seboeah kompetisi, para panitia tetap membekali para peserta dengan limpahan materi yang dikirim minggoean lewat telegram.

Materi jang disampaikan pada para  peserta antara lain: tjara-tjara menghias soerat, teknik mentjegat toekang pos dengan baik dan sopan, hingga ragam fiksi. Pada awal minggoe pertama, para peserta dibekali tjara-tjara menghias soerat dengan tjantik dan elok. Beberapa peserta ada yang langsoeng paham, ada yang bingoeng bagaimana menghias soerat sementara membeli kertas lipat warna dan perangko poen tak pernah.

Tak terasa, kompetisi satoe hari satoe soerat soedah memasuki akhir minggoe pertama. Para peserta ditantang untuk menyoesoen soerat dengan tema plastik, macet, dan basah. Beberapa peserta begitu gesit menjoesoen soerat dengan gagasan brilian, lain halnya dengan Kang Mas Buri Anggono jang menjusun tjatatan-tjatatan jaman koeliah untuk disoerati. "Meskipoen soedah lapoek, tak ada salahnja bernostalgia lewat koempoelan kisah-kisah berkampoes." oejar pria kepala 3 ini dengan jakin.

Hari minggoe tiba, hoejan toeroen deras mengguyur Batavia Selatan, kota tempat Mas Buri berdiam. Karena takoet tidak loeloes kompetisi Satoe Soerat Satoe Hari, Mas Buri segera mengambil pembungkus plastik untuk mengemas soerat boeatannya. "Supaja nanti tidak basah di jalan". Setelah memasoekkan soerat itoe ke tas pinggangnya, Mas Buri bergegas memacoe Volkswaagen-nja menoedjoe kantor pos.

Satoe-satoenya kantor pos jang boeka hari Minggoe hanja kantor pos jalan Merdeka Barat. Saat itoe tak adaa jalan selain jalan protokoler, maka sampailah Mas Buri ke kantor pos Jalan Merdeka dalam 25 menit dari roemahnja. Setelah mengantri 100 giliran, Mas Buri membajar jasa pos kilaat khoesoes di kasir.

Sial, saat Mas Buri hendak keloear kantor pos, ada mobil ford terparkir menghalangi Volkswaagen-nya. Mas Buri lalu mentjak-mentjak. "Hadooooh, dasar iki wong edannn. Bikin mobilkoe maceeett." Lantaran tak ada joeroe parkir, Mas Buri menjempatkan diri membeli kopi Loewak.

"Alhamdulillah, iki kopi enak tenan. Kalau orang lagi BAB mah jadinja boekan kopi. Lah kalau loewak BAB, jadinee kopi suegerrr." Demikian kenikmatan kopi Loewak mengakhiri kesal Mas Buri menatap hari kian senja.

-SEKIAN-

10 komentar:

  1. ๐Ÿ˜† seru bgt, pake ejaan lama ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  2. Wkwkwk... Ide brilian๐Ÿ˜
    Jadi hati² bacanya .. hihi..

    Tapi masih inkonsisten dengan huruf "y" ๐Ÿ˜ , kalau huruf Y jadi J, maka huruf J seharusnya jadi Dj bukan? Hehe.. ๐Ÿ™

    BalasHapus
  3. Aku harus mikir dulu, kata apa yang dimaksud

    BalasHapus
  4. ya dong. Mengapa tidak? Ini saatnya bereksperimen. Huahahahahaha

    BalasHapus
  5. Mesti clearlyini bacanya๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ

    BalasHapus

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...