Selasa, 10 September 2019

"Sembuh Secara Batin"

Ini adalah kisah tentang seorang wanita yang menemukan kembali gairah hidupnya, setelah ia dicekam keputusasaan karena penyakit HIVnya yang tidak kunjung membaik karena dukungan dari pujaan hatinya, ini diangkat dari sebuah curahan hati yang ada di radio KLCBS

"Hai, Namaku Dewi, sebut saja nama panggilanku
Aku berusia 19 tahun dan aku adalah korban keganasan virus HIV AIDS
Tadinya aku merasa aku sangat putus asa, karena hidupku takkan berguna karena penyakitku ini
Hingga aku bertemu dengan sosok seorang pria yang bernama Soni.

Awal pertemuan kami bermula saat aku mengambil obat di apotek. Ketika dipanggil namaku oleh apoteker, aku kontan mengambil obat yang ada di meja administrasi tanpa melihat apa isi obat itu.
Tidak lama kemudian setelah aku beranjak dari apotik, sebuah nomor tidak dikenal menelponku, lalu kujawab dan ternyata itu adalah orang yang obatnya tertukar dengan obatku.

Aku pun bergegas menuju tempat yang dijanjikan oleh orang itu, kemudian aku langsung mengambil obat itu buru-buru tanpa basa-basi ataupun ucapan terimakasih, karena aku malu jika orang itu tahu aku mengidap HIV AIDS.

Lalu setelah beberapa lama,kami pun bertemu kembali di tempatku bekerja. Ia menyapaku dan memanggil namaku,""Dewi!! apa kabar?"
Namun hanya kubalas dengan senyum, hanya kubalas tanpa basa-basi atau satu patah kata pun.
Tapi ia tetap menyapaku dengan ramah, lalu diapun sering mengajakku jalan-jalan.
Ia lalu bertanya padaku,..."OBatnya waktu itu banyak sekali, buat  bapak dan ibumu ya?"
Aku hanya mengiyakan, karena aku tidak ingin ia tahu aku pengidap HIV AIDS.

Hingga suatu hari,...dia nyatakan perasaannya. Namun, sebelum kunyatakan juga bahwa aku suka padanya, aku memutuskan untuk mengatakan kenyataan yang akan membuatnya berbalik 180 derajat, dan mungkin saja ia berubah sikap terhadapku.

Tetapi, ia mengejutkanku. Ternyata sikapnya sama sekali tidak berubah, bahkan ia berjanji akan terus mendampingiku sampai nanti. Dan hingga kini ia masih terus memberiku semangat untuk hidup, meskipun HIV ini tidak mungkin lagi untuk sembuh"

Barangkali cerita ini klise, bisa ditemukan di keseharian bahkan mungkin sinetron kesayangan yang tayang setiap hari. Tapi bila ini terjadi, pada diri anda, saudara, teman, istri, suami, atau bahkan anakmu,

-Siapkah kita untuk mendorongnya optimis meski kita dicekam risau?-

-Siapkah kita menjadi sumber ketenangan saat ia kehilangan arah?-

Tak ada yang pernah tahu dari titik mana musibah akan menghimpit.

Namun bila asa untuk pemulihan raga sudah menemui titik buntu, ingat selalu bahwa jiwa dan emosi yang rapuh sangat mungkin untuk dipahat kembali.

#Odopday3
#transcriptradio
#touchingstory
#OneDayOnePost7

9 komentar:

  1. ๐Ÿ˜” dukungan yang positif lebih sering menjadi obat penyembuh drpd pil dan infus

    BalasHapus
  2. Berusaha membuka hati & temukan hal2 positif utk semangat.

    BalasHapus
  3. Salut dengan orang-orang yang tetap support ke odha, terus terang saya takut jika kontak langsung walau akal saya mengatakan bahwa tidak berbahaya selama tidak terjadi kontak cairan

    BalasHapus
  4. Semangat ingin sembuh yang bergelora dari dalam diri sendiri 50% sudah menyembuhkan.

    BalasHapus
  5. ๐Ÿ‘salut dengan orang yang memiliki tingkat keyakinan yang tinggi. Selayaknya kebanyakan manusia, begitu mendengar kata "HIV" pasti pingin menjauhinya

    BalasHapus
  6. Sampai saat ini aku masih berprasangka buruk pada masa lalu seseorang yang mengidap HIV AIDS meski aku tau tidak semua penderita karena kehidupan yang melampaui batas.
    Semangat untuk penderita HIV AIDS di dunia๐Ÿ˜ฎ

    BalasHapus
  7. tidak mudah menerimanya tapi kitalah yang harus membantunya untuk semangat menempuh hidup..

    BalasHapus

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...