Jumat, 20 September 2019

Apa Rasanya Jika Dunia Berhasil Digenggam?

Salah satu jawaban yang terbaik: "Kita takkan pernah puas". Inginnya punya kapling di planet mars, hotel di planet mercury, hingga buka apartmen di bintang nebula. Tapi, belum tentu kita sanggup terus merawat segala aset dunia yang sudah kita genggam. Pohon harus ditata, jangan buang sampah di gunung, hutan jaga hutan tetap lebat, dan laut jangan dicemari. Jadi tak sesimpel rumus penguasaan produk telekomunikasi, atau jargon promosi lainnya.

Namun, junjungan kita Rasul SAW telah mendefinisikan rasanya menggenggam dunia lewat petuahnya:  Dunia terkuasai bila kita punya 3 hal : tempat tinggal yang aman, nafkah yang menghidupi urat syaraf  keluargamu, dan kendaraan yang tangguh. Semua adalah aset berharga yang membuat kita mencapai sisi-sisi dunia dari multi perspektif dengan modal tekad, penasaran, dan tafakur.
___
Kalau belum punya salah satu atau 3 hal itu, bukan berarti hidup jadi serba pesimis. Bukan masalah besar ataupun bencana ketika rumah masih ngontrak atau numpang, yang penting siklus berkeluarga bertetangga sosialisasi masih lancar. Belum kerja di tempat bonafit, bersyukurlah masih ada atasan dan teman yang siap mendukung aktualisasi diri mencari makna dalam nafkah yang nyerempet UMR. Seandainya angkutan kita  masih bertumpu pada gojek, angkot, atau bus, interaksi dengan supir dan penumpang adalah warna yang akan menumbuhkan pengalaman baru.
__
Bahagianya setiap individu tidak ada definisi ataupun tolok ukur mutlak. Boleh saja bangga kita punya hotel dan anak remaja berlari riang di lahan kosong berhampar sawah.  Bisa jadi bahagiamu adalah punya fortuner, disaat seorang supir angkot bahagia bisa sekolahkan anaknya hingga STM dengan skill ngetreknya. Maka bisa jadi definisi makmur bagi seseorang adalah bila punya multi bisnis profit lancar, disaat seorang bapak paruh baya ikhlas menjaga senyum belasan cucunya dari modal toko kelontong depan rumahnya.
__
Sebesar apa yang saat ini kita genggam, aku cuma ingin bilang, jangan lupa bahagia. Rumput tetangga boleh jadi lebih hijau, tapi sesekali ajak tanganmu merawat rumputmu sendiri agar dia tidak jadi kering dan kuning. Cukup rumput aja yang kuning, bilirubin dan gigi jangan sampai.

Jakarta, Catatan Diri semenjak 2018

2 komentar:

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...