Sabtu, 14 September 2019

LEBAY


Kendaraan ini kelebihan muatan,
lantaran sang sopir tak hendak mengurangi

Melajulah ia di jalan berkelok penuh liku, namun tetaplah lamban
meski kaki tertancap erat di pedal gas dengan penuh kecepatan
Perlahan berhamburanlah asap knalpot, bagai tuntasnya kebelet di jamban.

Tapi tak segera ia gelisah dan risau.

Lampu-lampu dan pernak pernik terlekat di badan truk, Tak ubahnya tengkulak yang sedang menggenjot sepeda.
Hendak berkeliling kampung kesana kemari dengan membopong perkakas rumah tangga.

Baru jika ada pesta, kamu berdandan.
Eh bedaknya pula ketebelan.
Ditambah pula bibir tebal digincu berlebihan.
Pupur tebal lenyapkan kulit hitam jadi putih tanpa kejelasan. 

Tapi Tuhan berbaik hati, memberi rasa
Katanya sih namanya pede (atau muka tebal, apalah bedanya)
Sehingga para ahli bahasa dan wacana, menamakannya...
gaya bahasa yang kita sebut hiperbola..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...