Jumat, 06 Desember 2019

Resep Untuk Mengukir Jalan Menggenggam Dunia

Tanpa terasa, sudah empat tahun lebih saya belajar dan berkarya bersama Telkom Indonesia, tepatnya ditempatkan di Telkom indonesia International cabang Jakarta. Saya, Briantono Muhammad Raharjo, tak pernah menyangka tentang segala macam pertumbuhan yang akan terjadi pada diri melalui serangkaian teka-teki, misteri, tantangan, dan kesempatan yang ditawarkan oleh perusahaan yang mengusung semboyan "Dunia Dalam Genggamanmu." Awal mula saya memasuki gerbang raksasa ini, hanya ijazah manajemen dan segenggam niat mempelajari nilai-nilai perusahaan yang menjadi modal utama. 

Masih tertancap pada kepala tentang menara nilai 3 tingkat yang menjadi ruh sekaligus fondasi dari kapal raksasa bernama Telkom Indonesia ini, yang disebut dengan Arsitektur Kepempinan Telkom. Bagan menara yang biasa disingkat sebagai The Telkom Way ini terus-menerus menancap di kepala menarik gravitasi di sekitar kelopak mata saya untuk mendalaminya, karena membuat gejolak penasaran semakin memuncak.  Falsafah untuk menjadi yang terbaik, prinsip-prinsip untuk menggapai bintang, dan langkah-langkah untuk menjadi pemenang, secara kasat mata sekilas terlihat seperti kumpulan kalimat langit, ketika mata memandangnya untuk pertama kali. Ketika mendalami secara utuh, hingga mengulik lebih dalam, ternyata menara Telkom Way ini bukan hanya sekedar kutipan, melainkan berperan sebagai kompas utama untuk menjalankan pikiran dan sikap, selama bergabung menjadi awak kapal raksasa ini. 


Image result for the telkom way
The Telkom Way, falsafah nilai yang menyusun ruh hingga otak perusahaan

Setelah sah secara administrasi menjadi bagian dari Telkom, berbagai tahapan selanjutnya penuh dengan kejutan menjadi pengalaman hidup yang sulit dilupakan. Mulai dari bertahan hidup di hutan, merumuskan tugas kelas, memenangkan lomba baris-berbaris, hingga mencoba petualangan dan rumus-rumus baru di masa kursus dalam bekerja, membuka pikiran saya tentang ilmu-ilmu dasar dalam menghadapi segala perubahan yang ada dalam kapal raksasa ini. Lima bulan bukanlah waktu yang singkat, hingga saya menarik benang merah dari semua proses dan petualangan pendahuluan yang telah dijalani: 

Kepastian Paling Mutlak adalah Perubahan, Perubahan Paling Mutlak adalah Kepastian. 

Berdasarkan tahapan penerimaan karyawan Telkom, semestinya saya digembleng selama enam bulan sebelum masa probasi: sebulan diklat pendidikan dasar, dua bulan pelatihan kerja dasar-dasar bisnis perusahaan, dan tiga bulan pelatihan kerja sesuai kompetensi dasar. Tapi siapa yang bisa mengelak dinamika? Nyatanya cukup dua bulan merasakan pelatihan kerja sesuai kompetensi di direktorat WIBS (waktu itu bernama WINS, singkatan dari Wholesale and International Business Service), tiba-tiba dipanggil kembali ke Bandung untuk menerima pengesahan masa probasi. Bermula dari surat panggilan Maret 2016, saya memulai perjalanan karir sebagai staf Analis dan Riset, atau  disebut saja secara lengkap sesuai teks surat keputusan : Research  Environment and Analysis Officer.




Surat Sakti Maret 2016

"Bayu Virgunzena, Telkom Regional 6"

"Bima Putra, Telkom Regional 5"

"Briantono, Telkom Indonesia International Jakarta"

Tatkala suara Nike Yosephine, sang pembawa acara bergemuruh membacakan nama saya di sebuah aula milik Telkom Corporate University Gegerkalong, seisi ruangan bergemuruh. Menjadi salah satu dari tiga orang angkatan kerja periode November 2015 yang ditempatkan di Telkom International, atau disingkat Telin, adalah sebuah kesempatan yang dipandang istimewa bagi sebagian besar teman-temanku. Barangkali, yang terbayang dengan tersematnya kata 'International' dalam nama anak perusahaan, adalah tentang kesempatan melanglang buana ke berbagai negara. 

Pleton 2, Sesaat Sebelum Dibacakan Surat Sakit. 

Kenyataannya, posisi yang saya jalani, Research Environment Analysis Officer, bukanlah peran yang memiliki keharusan keluar negeri. Meski demikian, bukan berarti keseharian yang dijalankan terasa membosankan. Dengan peran yang saya jalani, menambah wawasan tentang produk yang diperjualbelikan Telin, serta produk masa depan yang menunjang kekuatan untuk bertahan di era digital, adalah sebuah keharusan. Di samping itu, tantangan utama pekerjaan ini adalah bagaimana melihat suatu trend, pergerakan pasar, dan analisa persaingan dengan sudut pandang yang berbeda. 


Nike Yosephine, salah satu pembawa acara kawakan di Telkom

Saya tidak sendiri di sini. Semenjak awal, surat keputusan itu menempatkan saya sebagai tambahan kekuatan untuk mendukung analisa eksternal, sebagai unsur penting yang harus dikaji dan diulas sebagai kebutuhan sebuah unit yang punya misi besar memahat cita-cita anak perusahaan, Corporate Strategic Planning. 


Kursus-kursus Dasar Memahat Cita-Cita, bersama Corporate Strategy Planning

Dengan terpimpin oleh Pak Arief Hidayat, unit yang beranggotakan tujuh orang -termasuk saya- punya kewajiban tahunan yang tidak sepele, menelurkan laporan pamungkas bertajuk Corporate Strategic Scenario, serta kompilasi bagan program kerja tahunan seluruh unit, Corporate Annual Message. Memproses dua laporan pamungkas ini bukanlah tugas sepele, karena memerlukan banyak tahapan analisa, data, serta alur penyusunan yang sesuai dengan kaidah manajemen strategis. 

Sebelum  bercerita tentang perjalanan bersama Corporate Strategic Planning,  izinkan saya mengulas selayang pandang tentang manajemen strategis.  Manajemen strategis, merupakan  seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan - keputusan, manajemen strategis,  berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Fungsi pamungkas dari manajemen strategis ini adalah  mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.  

Secara umum, manajemen strategis ini terdiri atas tiga tahapan besar, berdasarkan buku karangan bu Poppy Darsono, -profesor manajemen Universitas Padjajaran Bandung- :

a. Analisa Situasional Strategis, merupakan tahapan mendasar dimana segala kondisi internal perusahaan dan pemetaan lingkungan eksternal dikompilasi, lalu dirangkum secara garis besar dalam analisa SWOT. Dari kumpulan analisa  internal ini, muncullah unsur-unsur inti kekuatan dan kelemahan perusahaan, sementara peluang dan tantangan terurai dari hasil merangkum segala unsur-unsur eksternal. Kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan ini kemudian diolah dan dikolaborasikan menjadi strategi-strategi kecil secara kasar. 

b. Formulasi Strategis, merupakan tahap yang paling rumit dari manajemen strategis. Dari kumpulan strategi kecil yang telah dibuat dengan mengolah dan mengkaji empat unsur yang telah disebutkan, kemudian dilebur menjadi beberapa program-program kasar, dengan peninjauan ulang setiap produk terhadap kondisi perusahaan dan pasar. Program-program kasar ini kemudian disaring dan diolah kembali menjadi langkah-langkah strategis. 

c. Penerapan Strategis,  adalah tentang tahap seleksi dan kurasi dari uraian-uraian langkah strategis menjadi intisari visi dan misi perusahaan. 

Ketiga tahapan ini tertuang dalam rencana strategis perusahaan, sebagai bukti hitam diatas putih tentang segala analisa kondisi dan pengolahannya yang menjadi rujukan penyusunan visi-misi perusahaan. 

Proses Manajemen Strategis (Poppy Darsono, 2011)


Dalam tim ini, yang mengambil peran sebagai pengkaji kondisi eksternal adalah saya dan mas Danang, seorang karyawan senior yang sudah masuk tiga tahun lebih awal. Mas Danang, yang pendiam dan satir namun logis dan realistis, menjadi guru 'kursus' pertama yang memandu saya memahami serangkaian proses yang harus dilalui untuk mematangkan analisa eksternal. Pada beberapa kesempatan, pria yang menggemari cocok tanam buah dan agrikultur itu kerap menekankan arti pentingnya konsistensi dalam mengurai analisa.  Dari Mas Dananglah, saya memahami pentingnya memahami peran dalam pekerjaan untuk menentukan prioritas tugas dalam keadaan perusahaan yang dinamis.  

Dari pemetaan portfolio, yang bertugas mengkaji pemetaan produk dan pasar selama lima tahun ke depan, saat 2016 hingga 2018 diisi oleh Mas Aditya selaku manajer dan Anas sebagai staf. Mas Adit sendiri kerap dimintai pendapat dan sering menjadi tempat teman-teman bertanya, karena pendekatan beliau memahami hal-hal yang baru membuahkan 'ilmu daging' yang mempercepat pemahaman kami menghadapi kondisi dinamis. Sementara Anas merupakan seorang pekerja yang cekatan dan seringkali mempunyai cara melihat sesuatu hal secara berbeda. Teman-teman sering bercerita bahwa Anas seringkali menjadi tumpuan dan andalan dalam merumuskan dan merangkum data untuk bahan rapat. 


Unit Corporate Strategic Planning, berkonsolidasi untuk rancangan program tahunan.

Dari bilik analisa internal, yang merangkum hasil pengamatan internal kondisi perusahaan, saya mengenal Mbak Lenny, sebagai pemimpin bilik yang membawahi dua orang staf, Andre dan Wayan.  Mbak Lenny adalah salah satu teladan tim dalam bekerja, lantaran beliau begitu fasih melukis grafik, meramu tabel,  dan menghitung ribuan angka dalam waktu singkat. Dengan kemampuan analisa yang telah terasa selama belasan tahun, Mbak Lenny didukung dengan penalaran analisa finansial yang akurat dari Andrea dan pemahaman bagan organisasi yang akurat dari Wayan. Lantaran Andre merupakan sosok pria yang teliti, maka setiap hari Jum'at dia bertugas merekap hasil pencapaian selama seminggu dalam laporan kemajuan. Sementara Wayan cukup cekatan dan fasih dalam memegang kas unit, serta menalar bagan-bagan fungsi. Dalam beberapa kesempatan, bakat Wayan menjadi 'diplomat' penghubung unit Corporate Strategy cukup mencolok. Tak pelak, di kemudian hari Wayan dipindahkan ke unit SDM. 

Sang pemimpin unit, Pak Arief Hidayat, sebelumnya telah berpengalaman setengah dekade di unit perencanaan infrastruktur. Dalam mengarahkan anggotanya, Pak Arief kerap berpesan pada anggota unitnya agar selalu membuka pikiran: 

"Perubahan fungsi pekerjaan selalu bisa terjadi kapanpun, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Alangkah baiknya jika sedari dini kita sudah memahami potensi masing-masing, serta berani untuk menampilkannya dalam tugas-tugas. "

Maka, Pak Arief selalu meminta para anggotanya memberanikan diri untuk melahap pekerjaan-pekerjaan sulit.  Menurut hemat beliau, biasanya dari kesempatan demikian, seorang karyawan punya peluang untuk memompa nilai tawar. Salah satu contoh kongkritnya, Anas yang kerap diandalkan untuk menyusun materi rapat gabungan dan merangkum statistik, mendapatkan kesempatan diangkat ke jenjang yang lebih tinggi dalam waktu singkat. Hasil analisanya dijadikan amunisi utama setiap kali pak Direktur hendak menyampaikan pesan-pesan pamungkas dalam rapat.

Corporate Strategic Planning, formasi 2015-2017:
Kiri-kanan: Wayan, Mbak Lenny, Andre, Anas, saya, Mas Danang, Mas Adit


Dalam menjalani keseharian di Corporate Strategic Planning, saya cukup merasakan bagaimana rasanya mengawal arah baru untuk perusahaan. Selama kurun waktu Agustus hingga Oktober 2016, pak Arief acapkali memprakarsai rapat untuk menarik aspirasi para pemimpin senior yang lain. Salah satu target yang cukup krusial adalah mencari transisi fokus bisnis dari mobile, lantaran pasar SIM card sudah mencapai titik jenuh. Tersaringlah beberapa gagasan, diantaranya fokus pada produk digital, connectivity, media, atau mendalami wholesale di luar negeri.

Beberapa kali penjajakan, akhirnya satu unit memutuskan untuk mencari pola pikir berbeda, demi merumuskan proses dan strategi yang efektif untuk gagasan perubahan. Pilihan tim pun jatuh pada grup konsultan asal Singapura. Jika ditanya apa pentingnya, saya masih ingat pesan dari Pak Arief yang waktu itu masih menjadi VP Corporate Strategic Planning:

"Terkadang kita perlu orang lain untuk mencari sudut pandang yang lebih objektif. Meamang sedikit aneh kita membayar orang untuk kembali 'meminta' kita bekerja (sembari tertawa). Akan tetapi, kehadiran pola pikir baru di luar apa yang biasa kita kerjakan dan pikirkan, selalu menjadi angin segar yang bisa membuat perubahan baru yang mencengangkan."

Tahun 2017, Masa-Masa Penjajakan Arah Gerak Baru Perusahaan

Tahun 2017 merupakan pertama kalinya saya mengikuti apel kesiapan kerja sebagai karyawan tetap. Saya bersama segenap teman-teman dari direktorat Wholesale and International Service (nama Direktorat WIBS sebelum tahun 2019), dimana anak-anak perusahaan yang terfokus pada pelayanan wholesale dan international bernaung,  mengenakan kostum warna jingga, beserta atribut lain yang menggambarkan bahwa direktorat ini mewakili masa depan manusia. Dengan latihan intensif selama dua hari, tim WINS menampilkan suguhan awal tahun simbolis dengan tarian teatrikal yang bertema futuristik semi robotik.

Barisan Apel Pagi tahun 2017


Setelah setiap direktorat menampilkan pertunjukannya masing-masing: Enterprise dengan break-dance modern,  dibukalah apel kesiapan kerja dengan agenda inti: pengenalan logo T-cash baru dan pidato evaluasi dari Pak AJS. Untuk tahun ini, rupanya pidato pamungkas pun dikemas dengan pengalaman hologram dan sinar laser. Memukau, seakan-akan saya dan segenap karyawan adalah para pelakon dalam dunia kolosal masa depan Star Wars. 

Wholesale and International Service, Beraksi dengan Warna Jingga


Maret bergulir, Telin pun merombak falsafah budayanya. Semula, sejak 2014 Telin mengaplikasikan Goal, yang merupakan singkatan dari Great, Opennes and Love, yang intinya memupuk budaya bekerja dengan proses sebaik mungkin dengan transparansi dan cinta pada perusahaan. Segenap perusahaan kemudian memutuskan bertransisi pada awal 2017 menjadi Great, yang merupakan singkatan dari Global, Reliability, Excellence, Agile, and TeamPerubahan budaya ini diperkenalkan pada acara ulang tahun Telin yang ke-10, Maret 2017, dimana segenap unit turut berkompeitisi pada bidang olah rasa : "Kompetisi Video ". Unit Corporate Strategic Planning sendiri berhasil meraih juara tiga, yang mana membuat hati saya, atasan, dan rekan unit


Sebagaimana perubahan terus terjadi, perubahan budaya saat itu terjadi karena perusahaan memandang bahwa tantangan utama dalam memenangkan persaingan di era digital adalah VUCA. VUCA yang terdiri atas Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity ini merupakan hambatan yang menuntut skema bisnis tak hanya sekedar memiliki kinerja sempurna dan transparan, melainkan juga memerlukan kepekaan budaya, kecepatan bertindak, dan sinergi. Bertolak dari hal ini, kemudian saya termasuk dalam peserta yang ditatar dalam lokakarya budaya perusahaan empat hari bertajuk Pro-Combat Telin. 

Lokakarya tersebut,  berisi beberapa kasus dan rumus dalam penyelesaian beberapa tantangan perusahaan dan bisnis.  Sebagai bentuk pembuktian akan kefasihan kami mengenali materi, di akhir lokakarya dimintalah saya dan segenap peserta untuk menyusun sebuah tugas besar. Meskipun setiap hari harus pulang larut, ajang ini menjadi peluang untuk mengenal teman-teman lintas divisi: mulai dari watak, gaya berbicara, hingga hobi mereka. Saya dalam tugas besar lokakarya tersebut pun berperan sebagai konsultan. Lantaran biasa mendengar dan menyimak diksi-diksi konsultan, saya pun cukup lancar menjalani peran sementara tersebut.

Tugas besar Lokakarya Pro-Combat, para peserta menjalankan peran dalam drama budaya perusahaan


Sekujur ruangan kantor pun tertawa tatkala kami menampilkan lakon yang dibuat 3 hari tersebut. Bukan hanya karena para karyawan memerankan peran yang berbeda, melainkan juga karena dubbing yang secepatnya harus tuntas karena suara asli sulit tertangkap video. Setidaknya, drama superhero bercampur dengan wawancara profesional merupakan salah satu metode terbaik yang bisa tersaji untuk menghayati budaya baru perusahaan,  menurut saya dan teman satu lokakarya.


Tak lama berselang , sekitar akhir April 2017 diumumkanlah bahwa kantor yang semula berlokasi di lantai 24 Menara Jamsostek akan berpindah menuju Telkom Landmark Tower Lantai 17. Pada saat itu, demi melaksanakan arahan pusat (Telkom Group), meskipun Telin mendapatkan gelar best tenant di menara Jamsostek selama dua tahun, mau tidak mau harus bersiap untuk pindah. Telkom Landmark Tower sendiri hanya terletak ratusan meter dari menara Jamsostek, dan memang sudah merupakan rencana strategis dari pusat saat itu bahwa setiap anak perusahaan akan bernaung dalam satu kavling gedung. Jika ditinjau dari kondisi akhir 2019, beberapa anak perusahaan yang sudah menyusul ditempatkan di Telkom Hub (Telkom Landmark Tower) adalah Telkom Metra, Sigma, Mitratel, dan Telkom Infra.

Sebelum pindah, direktur Human Capital and Finance Telin, Pak Wahyu mencanangkan kebijakan meja dan kursi bebas. Supaya kebijakan lebih efektif,  begitu Rabu tiba setiap orang diminta untuk mengambil angka di meja resepsionis, untuk ditunjukkan kursi mana yang harus ditempatkan. Perusahaan berharap dengan penempatan duduk secara acak, karyawan antar unit bisa saling terhubung. Di hari-hari kerja lainnya, saya dan teman-teman mulai membiasakan duduk satu meja besar tersambung dengan letak loker terpisah di pusat ruangan, setelah sekitar satu setengah tahun punya meja dan loker pribadi yang tersambung.

Perpindahan setiap unit menunjuk perwakilan untuk mengurus aset-aset perpindahan unit. Adapun saya yang mengambil peran untuk perpindahan aset dari unit Corporate Strategic Planning. Mengurus perpindahan dua ratus lima pulih orang yang berkantor bukanlah tugas yang mudah, kendati saat seantero karyawan diberi waktu dua bulan agar perpindahan total di Bulan Juli 2017 bisa terlaksana. Di saat yang bersamaan, sub-unit Researach Environemnt  pun mendapatkan manager baru, yaitu Pak Dhito. Sebelumnya, beliau adalah manager di sub-unit business effectiveness.Keberadaan beliau dalam unit tak lain adalah untuk mensinergikan kemampuan proses bisnis dalam analisa eksternal yang dirancang sub-unit REA. 


Image result for TELKOM LANDMARK TOWER
Landmark Tower, dimana berbagai anak perusahaan bernaung di dalamnya. 

Dua bulan penjajakan pindah tak terasa, nyatanya setiap orang cenderung berkumpul dengan unitnya masing-masing, ketimbang tersebar acak di sembarang meja. Dua bulan pun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurus kelengkapan administrasi konsultan agar bisa mendapatkan ruangan khusus. Lain lubuk lain ikannya, lain gedung lain aturannya, , lantaran pada tahun 2017 gedung TLT belum membolehkan para pengunjung di luar karyawan dan peserta magang menetap di gedung setelah jam lima sore. 


Formasi Corporate Strategy Planning setelah Pak Dhito (paling kiri) bergabung


Akhir September 2017, para konsultan asal Singapura, Delta Partner pun merampungkan hasil kajian mereka. Sebuah kajian yang sangat ditunggu-ditunggu, lantaran perusahaan Telekomunikasi dituntut untuk bergerak cepat melampaui perkembangan zaman dan metode komunikasi. Saat itu, dari berbagai rumusan eksternal yang didapat dari hasil menyusuri internet, saya menemukan bahwa memang di berbagai belahan dunia bahwa bisnis telepon dan mobile sudah mencapai tingkat jenuh. Dalam sesi presentasi pamungkas di Selasa siang, para konsultan merumuskan bahwa arah baru perusahaan telekomunikasi yang bermain di kancah global sudah terpusat pada persaingan Data Center dan Cloud, lantaran perhubungan lewat OTT (over the top) sudah banyak menggerus peran telepon di banyak belahan dunia. 

Penyimpanan Awan dan Data Center, tren utama dunia digital

             
Seusai mencanangkan arah gerak baru di tahun 2018, saya kedapatan dua amanah yang cukup menantang. Salah satunya adalah memenuhi undangan diskusi materi perbandingan antara whatsapp vs we-chat oleh BOD Telin periode 2016-2019, Pak Faizal Rachmad Djoemadi (FRD). Setelah mengerjakan selama seminggu, ternyata hanya saya sendiri yang diundang untuk berdiskusi empat mata dengan Pak Dirut.

Meski awalnya agak berkeringat dingin, lantaran diajak berbicara oleh pimpinan tertinggi Telin secara langsung, diskusi yang berlangsung satu setengah jam itu berlangsung cair. Pak FRD cukup antusias mendengarkan pemaparan saya yang agak terbata-bata, namun punya klasifikasi konsep yang cukup jelas. Pada sore itu, beberapa  konsep yang saya utarakan tentang perbandingan whatsapp dan wechat antara lain adalah:

1. WhatsApp berasal dari Amerika Serikat tahun 2009 , sementara WeChat dibuat oleh pengusaha dataran Tiongkok 2 tahun setelahnya.
2. Facebook bergabung dengan WhatsApp pada tahun 2014, sementara WeChat telah lama punya kesepakatan dengan banyak waralaba untuk mengembangangkan Fintech.
3. Fitur WeChat sudah merangkap media sosial, tetapi harus tunduk pada aturan pemerintah Tiongkok bahwa setiap data aplikasi OTT diawasi oleh pemerintah. Sementara, WeChat tidak memiliki aturan khusus untuk berbagi data dengan pemerintah Amerika Serikat.

Analisa Perbandingan WhatsApp vs WeChat


Setelah diskusi yang berlangsung pertengahan Oktober 2017 tersebut, Telin mengadakan perhelatan Telin Got Talent. Perhelatan ini ditujukan untuk menggali bakat para karyawan diluar rutinitas sehari-hari. Saya dan unit CSP saat itu bersepakat mempersiapkan pementasan akustik, meski awalnya sempat secara pribadi mengusulkan untuk  tampil perkusi dengan bahan keramik dan plastik bekas. Kendati banyak yang membawakan penampilan akustik, saat itu saya dan unit CSP tetap berjuang latihan supaya tampil maksimal. Saat itu, saya dan segenap teman unit cukup yakin bisa membawa sesuatu yang berbeda: Anas dan mas Adit memainkan gitar, saya bermain cajon, Andre menjadi juru vokal, dan Wayan berusaha tampil beda dengan membawakan terompet.

Grup CSP, konsep akustik dengan tambahan terompet

Anas Fauzi, berlatih menguliti nada-nada demi pentas

Ketika waktu tampil tiba, Anas merangkap peran menjadi vokal utama, lantaran Andre mendampingi persalinan istrinya. Kendati sudah banyak yang membawakan format akustik, kami masih tetap yakin membawakan suatu hiburan yang berbeda. Akhir tahun 2017, unit human capital pun mengumumkan tujuh besar peserta Telin Got Talent. CSP tidak terdapat di dalamnya, namun begitu banyak penampilan peserta lain yang memukau, diantaranya unit Marketing yang beranggotakan 17 orang dengan orkestra ala Hawaiinya dan unit Corporates Secretary dengan tari Saman. Tentu saja, karena Telin Got Talent adalah acara hiburan, ada saja unit yang membawakan pementasan dangdut.

Unit Marketing, bersiap membawakan medley dalam format orkestra ukulele


Sebelum kompetisi berlanjut ke tahap akhir, unit CSP pun bergerilya merampungkan rancangan garis besar program perusahaan, yang disebut dengan Corporate Annual Message. Saya pun turut terlibat dengan perancangan laporan besar tersebut.  Meskipun agak menguras energi tapi penuh dengan tantangan, karena mengenali program utama antar unit adalah kunci untuk mengenali budaya kerjanya, termasuk beragam risiko yang ada di dalamnya. Tanpa sadar, ternyata memasuki unit CSP membuat saya mudah 'terpapar' data-data perusahaan, kendati seharian lebih terfokus  merancang narasi dan data di meja.
Pak Arief Hidayat berswafoto bersama atasan dan rekan -rekan CSP

     
2018, Beda Sekolah dan Kehidupan Nyata Sungguh Terasa

Januari 2018 pun dibuka dengan apel kesiapan terpusat, dimana para BOD memberi pidato masing-masing di aula Telkom Landmark Tower lantai 6. Sementara itu, saya bersama direktorat WIBS kembali mengenakan pakaian berwarna jingga, dengan video yang telah selesai dibuat seminggu sebelumnya. Jadilah pagi 19 Januari 2018 itu, gedung aula Telkom Landmark Tower bergema dengan cahaya neon, hologram, dan warna-warni kostum direktorat. Pembukaan ala 'pelangi hologram masa depan' ini sepertinya sudah menjadi ciri khas Telkom Group yang mungkin takkan pernah saya bisa lupakan. 


Direktorat CFU WIBS kembali dengan semarak warna jingga




Bagaimanapun, pelangi kostum tersebut melambangkan keberagaman budaya dan pola pikir yang menjadi tumpuan kekuatan Telkom Group. Sesekali, setiap orang yang ada dalam ruangan terpukau dengan akting dan tampilan video masing-masing yang menampilkan ciri berbeda. WIBS sendiri menampilkan tema kebudayaan etnik Indonesia timur dan cameo persebaran bisnis Telkom group di berbagai belahan dunia, dimana direktorat Network tampil dengan tema penerbangan, keuangan dengan petualangan integritas, hingga direktorat Consumer dengan biografi digital.Di sela-sela acara, segenap teman-teman dari belahan Indonesia lain saling menyapa lewat bantuan fasilitas teleconference massal. 



Perubahan organisasi perusahaan tidak bisa dielakkan. Surat keputusan April 2018, menempatkan fungsi baru bagi para penggiat analisa eksternal: menyusun rencana bisnis bagi anak perusahaan. Rupanya, manajemen ingin melihat sejauh dan secepat apa rancangan perusahaan bisa diterjemahkan dalam program kerja yang kongkrit. Bagian yang mengherankannya: mengapa manajemen memilih para pekerja yang tak terbiasa dengan menghitung uang? Bukankah perencanaan bisnis butuh kecermatan dalam menyusun dana?



Tepat April 2018, Telin melahirkan dan melebur banyak unit dan direktorat. Peran saya di Research Environment Analysis pun berkembang menjadi Research Environment and Business Development, dimana terdapat kewajiban baru untuk menyusun business plan subsidiaries. Tentu saja, karena perencanaan bisnis perlu data keuangan dan internal, yang mana belum pernah  saya pelajari sejak masuk tahun 2016, maka berbagai unit baru pun dijelajahi. Barangkali, saya bisa menuangkan sekian kekhawatiran dan masalah saat menghadapi tugas baru. 



Setelah bertanya kesana kemari mencari cara untuk menyusun business plan secara ideal, akhirnya Mas Adit membantu saya. Pria yang bekerja di Telin semenjak tahun 2015 ini pun bercerita, bagaimana dulu beliau diminta menyusun rancangan acara lokakarya untuk Multimedia, sementara belum pernah punya pengalaman. Lalu, saya pun ingat petuahnya di sore akhir April 2018 itu: 



"Adalah hal yang wajar ketika memang seseorang butuh bantuan berpikir ketika bertemu hal-hal yang belum diketahuinya. Tapi, sekarang kita semua menghadapi era perubahan yang cepat, dimana kita harus segera berbuat segera memperbaiki. Saya siap membantu siapapun mulai dari pikiran sampai hitungan jadi, dengan satu syarat: dia harus punya kemauan. Saya dulu pun bingung diminta untuk mengerjakan suatu hal yang belum diketahui, tapi  kemudian apa yang udah dikerjakan ternyata berlanjut jadi bahan diskusi. Jadi kalau kamu memang serius, saya sudah koleksi beberapa data, meskipun belum sempurna."


Hari Jum'at sore itu, saya pun mendalami beberapa cara menganalisa kompetitor lewat jalan-jalan yang tidak terduga. Job-desk pekerjaan saya memang menempatkan banyak data hanya bisa tersaji untuk kalangan tertentu. Di sisi lain, sifat 'rahasia' dari pekerjaan yang dilakukan kadang menimbulkan perasaan istimewa, karena 'berjuang di dapur' terdiri atas proses-proses sunyi yang tak selayaknya diumbar ke sembarang telinga. Di titik ini, saya mulai merasa wajar ketika jumlah orang-orang yang masuk ke unit-unit tipe penyusunan strategi biasanya sedikit, karena memang (tanpa menyombongkan diri) peran istimewanya menggodok 'dapur; perusahaan.

Mas Adit, salah seorang manajer yang bisa menjaga fokus bekerja selama berjam-jam. 


Kalaupun memang unit strategi diibaratkan sebagai dapur, memang selayaknya harus dijaga agar tidak 'rusuh' supaya 'masakan' tersaji sempurna.  Setelah menggodok beberapa data, ditelurkanlah rencana bisnis dengan mengandalkan tren terbaru di Australia berbasis data tahun 2017. Hanya saja, lantaran kemampuan saya memahami analisa internal masih terbatas, laporan tersebut diajukan dulu sebagai draft.

Setelah beberapa bulan merombak analisa ini, saya mendengar dari mas Adit, bahwa laporan ini mulai jadi bahan pertimbangan dalam beberapa diskusi, kendati masih banyak anasir laporan yang belum tersaji dan teruji. Sembari tetap melanjutkan tugas rutin, saya pun ditugaskan human capital untuk mengikuti kursus pimpinan Band V di Bandung


Akhirnya, Menapaki Tebing Baru, Tapi Seberapa Jauh Lagi Harus Mendaki?





Terpilih menjadi delegasi Telin bersama Nicky, dan Andre dalam Great People Management Program merupakan suatu kesempatan untuk membuka cakrawala baru. Disini saya banyak bertemu dengan orang-orang baru seperti Mbak Octa, Tyas, Fitria, Rilla, Imam Muttaqin, Rizki Triyul, Ibrahim teman sejak kuliah,  hingga Ricky dan yang lainnya  dari berbagai direktorat di Telkom. Setiap orang ditempatkan dalam grup secara acak, dimana setiap malam mempersiapkan tugas resume dan proyek yang membuat saya dan peserta lain larut dalam diskusi dan beragam tema perbincangan. Waktu itu, tema tugas besar yang digarap kelompok saya adalah tentang sistem monitoring effisiensi budget, yang mana merupakan tema cukup vital dalam meningkatkan efektifitas pemanfaatan dana untuk proyek. 




Sayang, waktu perjumpaan kami yang hanya 4 hari rasanya terlalu singkat, belum lagi saya terkena musibah tak terduga: sistem internal HP mengalami kemacetan sehingga tidak bisa dinyalakan. Dokumentasi yang saya miliki tentang teman-teman dan suasana semasa kursus pimpinan bertajuk Great People Management Program (GPMP) ini hanyalah sedikit. Tetapi, kenangan yang sudah terukir rasanya masih tertancap di kepala, sehingga kadang saya kembali membahas masa-masa ini bersama rekan-rekan GPMP yang ditemui di jalan. 


Grup 4 Great People Development Program:
Kiri-Kanan: Fitria- Rizki Triyul-Andre-Fadel-saya-Imam (ketua)-Ricky



Setelah pelatihan, waktu terasa lebih cepat dalam menjalani hari di Corporate Strategy and Business Development. Selain saya mendapat tugas baru, unit CSP yang termodifikasi menjadi CSBD mendapatkan banyak tugas baru: mengevaluasi skema bisnis dan rencana investasi, hingga merancang pengukuran performansi perusahaan. Semua tugas baru yang dialamatkan untuk mengkuantifikasi performansi keuangan serta sumber daya manusia strategis ini diampu oleh sub-unit baru: Business Evaluation and Performance Design. Sub-unit yang dijalankan oleh Bu Santi dan Raja Ihsan ini memang punya kesibukan yang cukup kentara. Tak pelak, saya kerap melihat sub-unit ini punya peran koordinasi yang intens dengan unit perencanaan dan pengembangan infrastruktur, sumber daya manusia, manajemen produk, IT, dan business controller



Berada dalam corporate strategy selama dua setengah tahun, saya pun mulai penasaran akan tantangan-tantangan baru. Kendati memiliki cukup banyak kesempatan untuk mengeksplorasi data dari berbagai vendor serta mengeksekusi analisa, saya pun mengumpulkan keberanian untuk mengajukan pindah unit pada Pak Arief. Dengan arah gerak perusahaan yang sudah berubah, saya ingin mengembangkan pengalaman-pengalaman baru di luar divisi strategi, sekalian memantapkan kemampuan finansial dan niaga. Waktu itu saya sempat cemas, bagaimana bila sampai umur 30 lebih tidak memiliki kemampuan literasi finansial yang tajam?



Ternyata, Pak Arief mengizinkan untuk pindah, namun tetap palu keputusan ada pada Human Capital. Bahkan, pak Arief merekomendasikan beberapa unit untuk jadi tujuan pindah. Saya masih hafal pesan beliau saat Juli 2018 silam, :



"Secara default, memang tidak semestinya seorang karyawan nyaman bertahan di satu unit. Sudah selayaknya ditantang untuk mencoba hal-hal baru, supaya terus berkembang kemampuannya di banyak sisi. Setiap orang memang wajar perlu waktu untuk mempelajari hal yang baru; maka selama proses itu terjadi amatilah dengan sebaik mungkin. Bahkan, pak dirut Telin yang terdahulu pun perlu waktu dua tahun untuk mengamati beragam analisa keuangan sebelum akhirnya beliau sering mengkritisi dengan mendalam. Kalau saya sarankan, supaya analisa finansial kamu tajam, kamu harus sering berhadapan dengan studi kasus investasi, analisa perencanaan keuangan, atau bahkan terlibat langsung dengan penyusunan Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan.  "





"Berjalan Sendirian Memungkninkan Kita Bergerak Cepat, Berjalan Bersama-sama Memungkinkan Untuk Berlari Jauh."

Oktober 2018 menjadi awal baru bagi para peramu analisa eksternal.Perpindahan unit rupanya memang diputuskan mutlak oleh unit sumber daya manusia.  Fungsi kami ditempatkan pada unit operasi bisnis internasional/International Business Operation  (IBO), sebuah fungsi baru yang dibentuk untuk memenuhi keperluan administratif , insidentil, dan vital dari anak perusahaan. Misi yang diemban bukan lagi sekedar mengkaji lingkungan eksternal, melainkan menggali seberapa jauh sebuah produk bisa dikembangkan dalam anak perusahaan. 



Pak Arief kembali menjadi pemimpin tertinggi saya, sekaligus diamanahi tugas baru sebagai penanggung jawab sementara menjadi Executive Vice President dari direktorat baru, Global Business Operation. Pada awal dibentuk April 2018, International Business Operation lebih banyak menjalankan tugas administratif, pengelolaan, koordinasi, dan operasional yang cenderung mengandalkan data riil tahunan. Selain itu, setiap Kamis dan Jum'at, unit IBO mempunyai kewajiban untuk melaporkan performansi anak perusahaan pada Performance Review Management. Unit-unit yang tergabung pada forum mingguan yang dipimpin oleh Direktur Pemasaran dan Penjualan, Pak Budi Satria Dharma Purba, biasanya adalah unit-unit yang memiliki kaitan dengan pengelolaan produk, monitor bisnis, penjualan produk konektivitas, dan operasi anak perusahaan. 





Dalam perombakan amandemen unit IBO kuartal 4 tahun 2018, unit analisa eksternal ditempatkan sebagai 'pemyeimbang' kegiatan operasional yang kerap diistilahkan sebagai fungsi eksploitasi. Penyeimbang ini, menurut Pak Arief sendiri, dimaksudkan untuk eksplorasi potensi-potensi dari anak perusahaan Telin yang tersebar di mancanegara. Pendekatan ini merupakan salah satu langkah penting, agar pencapaian target perusahaan lebih terfokus, mengingat bahwa pendapatan dan keuntungan finansial dari bisnis yang telah dijalankan bertahun-tahun selalu menjadi anasir  yang butuh untuk dijaga dan dipelihara sepanjang waktu. 



Untuk menyukseskan misi eksploitasi dan eksplorasi ini, geladak IBO tahun 2018 diisi oleh 7 'awak kapal' yang terbagi atas 3 wilayah anak perusahaan, antara lain: ,  

a. Mas Eko manajer wilayah 1: Telin USA, Telin Singapore, dan Telin Myanmar
b. Mbak Indira memimpin wilayah 2: Telin Malaysia, Telin Saudi Arabia, dan Telin Timor Leste
c,  Rinintha dan Mas Adit mengawasi dan mengelola wilayah 3: Telin Australia Telin Hongkong dan anak perusahaannya, Telin Taiwan.
d.  Mas Danang dan saya mewakili bilik analisa dan eksplorasi. Tak terasa, saya hanya kosong beberapa bulan berada dalam unit yang berbeda dengan Mas Adit, lantaran beliau telah mengemban tanggung jawab anak perusahaan di wilayah anak perusahaan III  semenjak Pak Hendra dipromosikan pada awal 2018. 

Mas Danang rupanya hanya sebulan di unit IBO ini, lantaran beliau dipromosikan menjadi manager di unit Inovasi Produk dan Layanan. Kejutannya, di awal November saya pun dipromosikan naik band, meskipun fungsi pekerjaan belum bergeser. Mas Danang pun meninggalkan banyak 'perbekalan' untuk petualangan saya di unit IBO ini, antara lain adalah analisa beliau mengenai pengembangan business mobile, yang cukup membantu dalam penyusunan rencana bisnis Malaysia dan Timor Leste.



Tak lama kemudian, ternyata Rinintha pun dipromosikan menjadi karyawan senior bidang pengawas finansial untuk Telin Australia, dan saat itu direncanakan untuk 'diorbitkan' ke negeri kangguru per awal tahun 2019. Perhelatan rapat pimpinan Telin pada tanggal 30 November 2018 menjadi salah satu titik balik berubahnya awak geladak kapal IBO. Seminggu kemudian, datanglah undangan berkolaborasi dari direktorat Wholesale dan International, bahwa IBO memiliki peranan penting untuk menyukseskan tugas besar bernama "Turn Around Program". 


Rinintha (tengah agak ke kanan), sempat mengisi formasi IBO selama satu tahun, sebelum berangkat ke Australia, 



Seusai 2018, Turn Around Program saya dilibatkan dalam sebuah misi penting yang menuntut koordinasi banyak peran:intinya adalah tentang memecahkan masalah pertumbuhan revenue bagi anak perusahaan. Orang-orang yang terlibat dalam misi ini kemudian ditahbiskan melalui surat sakti menjadi Satuan Tugas Turn Around. Setelah bergelut dua bulan menjalankan misi dengan menggunakan segenap bekal data dari perusahaan, diputuskan bahwa kami harus mencari sudut pandung baru, dengan menggamit konsultan. 

Setelah memprakasai dan meninjau ulang beberapa tahap seleksi, segenap pihak manajemen direktorat Wholesale dan Business Operation memutuskan untuk bekerja sama dengan AT Kearney. Saya melihat ulang beberapa resensi dan tinjauan terhadap kinerja perusahaan konsultan asal Amerika ini, mulai terkagum-kagum dengan hasil grafik dan analisa yang mereka buat. Di titik itu, saya cukup optimis bahwa sudut pandang dan pendekatan AT Kearney mampu menjadi sumber solusi bagi tantangan-tantangan yang harus dilalui dalam misi kami.



Tak lama berselang, unit IBO pun berubah struktur, karena kedatangan tiga orang pemain baru: Sovi, Ratih, dan Amalia. Sovi bergabung di operasional wilayah 3 per Desember 2018, Ratih menjadi bagian dari operasional wilayah 1 per Januari 2019, hingga Amalia yang resmi melengkapi jajaran operasional wilayah 2 di bulan Februari 2019. Ketiga orang baru ini memang lebih muda dari saya, namun mereka punya banyak kelebihan dan kemampuan serta potensi yang penuh kejutan. Sovi cukup piawai dalam prediksi pajak dan kurs asing, Amalia sudah terlatih dalam perkara administrasi laporan, dan Ratih yang rutin bekerja dalam senyap didapuk jadi pemegang kunci kas unit. 



Bersama mereka bertiga, unit IBO cukup intensif berkoordinasi dan menemukan pemecahan baru dalam misi besar Turn Around, yang dijalankan bersama konsultan AT Kearney. Bersamaan dengan rutinitas sirkulasi data untuk analisa, saya pun mulai mengulik lebih dalam gaya menganalisa AT Kearney. Cara mereka menyajikan narasi dan deduksi analisa menawarkan cara baru dalam memandang berbagai komponen data penunjang perusahaan yang bersirkulasi setiap tahun. 



Per Maret 2019, Pak Arief resmi menjabat EVP, sementara posisi pimpinan IBO didapuk oleh Pak Ahsan, yang sebelumnya menjadi VP Marketing Timor Leste. Selain piawai merumuskan pemetaan pasar dan perancangan biaya produk, Pak Ahsan punya banyak pengalaman dalam merumuskan kebijakan antar pemangku kepentingan anak perusahaan. Hingga saat ini, saya sering melihat Pak Ahsan bernegosiasi dengan unit legal, untuk perombakan kebijakan anak perusahaan. Di sisi lain, Pak Ahsan adalah seorang pakar gitar dan bass, hingga mampu membina semua keluarganya menjadi pemain musik yang handal. Per awal tahun ini, saya pun didapuk untuk mengiringi beliau menjadi penggebuk beduk Inggris. 


Formasi baru International Business Operation akhir Maret 2019
Kiri-Kanan: Sovi, Mas Adit, Ratih, Pak Arief, Mbak Indira, Pak Ahsan, Amalia, Mas Eko
Saya jadi juru kamera saja dulu. 




Setelah konsultan AT Kearney mengakhiri masa 'pembimbingan' mereka, saya kembali difokuskan untuk menyusun rangkuman analisa eksternal, hukum, dan tren pasar terbaru untuk sembilan anak perusahaan. Beruntungnya, mas Adit menjadi manajer saya, sehingga cukup terbantu untuk mengambil arah dalam menyelesaikan tugas. Beberapa minggu beliau mengkritisi ketidakrapihan dokumen saya, akhirnya memacu diri untuk menggunakan template dalam penyelesaian tugas. Alhamdulillah, hasil dokumen olahan dari tangan saya kini lebih tertata dan punya nilai estetika lebih. 



 Dengan mengandalkan dukungan data dari berbagai unit, dirumuskanlah beberapa kajian utama. Harapannya, kajian ini menjadi standar pemetaan pasar dan kompetitor di setiap negara. Bedanya dengan analisa eksternal di Corporate Strategy, konteks pemetaan pasar. teknologi, dan persaingan ini lebih menitikberatkan pada kondisi per negara, dimana sebelumnya lebih bersifat deduksi global. Per akhir tahun ini, saya cukup bangga telah menyelesaikan 9 analisa eksternal, melalui bimbingan dan arahan Mas Adit, Pak Arief serta Pak Ahsan.  


9 anak perusahaan Telkom International, yang terbagi dalam 3 wilayah




Diluar keterbatasan sebagai orang yang rutin bergelut dengan analisa eksternal, saya memang perlu untuk menggenjot kemampuan membaca keuangan dan pergerakan angka kurs.  Di lain sudut, beberapa anak perusahaan kembali merombak rencana bisnis perdasarkan analisa tren yang telah dibuat, diantaranya adalah Telin Hongkong, Malaysia, dan Timor Leste. Di jalur mercusuar pemantau anak perusahaan, saya merasa bahwa salah satu kunci untuk menggenggam dunia bisnis telekomunikasi adalah kepekaan melihat hubungan antar industri, seluk-beluk pesaing, hingga dinamika konsumen dalam memandang pasar. Bukan tidak mungkin, tali untuk membuka rahasia dunia ada di tempat terpencil yang belum terjangkau oleh mata. Saya kemudian ingat pesan dari Direktur Keuangan Telin, pak Sony (Leonardus Wahyu Warsono), dalam memandang perubahan pesat: 





"Untuk bisa mendapatkan perubahan signifikan untuk lima tahun kedepan, setidaknya harus ada perubahan kecil drastis dalam kurun waktu dua tahun. Pencapaian jangka panjang selalu didorong oleh beberapa pencapaian jangka pendek. "









The Unlimited Playgrounds

"Working has to be fun", slogan yang digadang-gadang memenuhi poster di sepanjang dinding kantor. Slogan ini punya tujuan yang mulia: menjadi pengingat para karyawan untuk bersenang-senang dalam pekerjaan, atau menyempatkan diri bersenang-senang di sela-sela pekerjaan. 

Rasanya, slogan ini memang nyata adanya. Selain sebagai perkantoran, gedung tempat saya bekerja ini punya panggung yang digelar setiap Rabu, berikut dengan tempat fitness yang terletak di lantai 31. Jadilah gedung kantor ini menjelma menjadi wahana kegembiraan serba guna, yang membuka kesempatan untuk mengolah keringat serta merangkum nada. Ditambah lagi, para karyawan memiliki kesempatan untuk mengakses beberapa tempat yang sudah digratiskan, antara lain tempat badminton di bilangan Kuningan Jakarta, trek lari Sudirman, hingga kegiatan bersepeda bersama setiap pagi. 



Bergabung dalam Band



Pak Ahsan mengajak bermain musik pada akhir Maret 2019, dengan cukup serius menyasar pada sebuah ajang kompetisi band bergensi, AM Rising Star 2019. Berbekal latihan seminggu dengan cukup 'ketat', akhirnya kami berlaga di pentas yang diadakan hari Selasa siang. Tepat 2 lagu cadas dibawakan, seperti contoh dalam tautan  video dibawah ini, dimana saya mengambil posisi penggebuk dram. Alhamdulillah, tepat sore setelah maghrib, band saya dan teman-teman mendapat gelar juara 2. Sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi di masa remaja hingga perkuliahan. 






Pak Ahsan bukan hanya sekedar pemain gitar yang piawai, melainkan juga seorang pembina band yang cukup disiplin. Beberapa sesi latihan bersama beliau, acapkali beberapa personil yang bermain bersamanya diminta memainkan lagu yang belum diulik sebelum sesi latihan. bersama. Dalam beberapa kali arahan, dengan sekian bekal skill, nyatanya sayapun bisa mengulik genre musik Swing, aliran musik yang kata banyak orang perlu kursus minimal 2 bulan. 



Seusai berlaga di pentas, pembinaan bakat musik dalam perusahaan Telin terus berlanjut, dengan Pak Ahsan dan Pak Yuliawan sebagai motor utama. Hingga hari ini, sesi latihan setiap Jumat terus bergema di lantai 31 gedung Telkom Landmark Tower. 





Latihan band setiap malam Jum'at di lantai 31






Badminton



Selain bermain musik, sudah lama saya bergabung dengan klub badminton Telin. Latihan rutin biasanya diselenggarakan setiap Rabu pagi, di salah satu stadion yang ada 

di Karet Kuningan. Berdurai sekitar dua setengah jam, biasanya sesi latihan difokuskan untuk memeras keringat dan 'bakat' dari tiap orang. Pembina rutin dari unit tepok bulu ini adalah pak Irawan dan pak Herlam yang selalu rutin berlatih tanding di setiap kesempatan. 



Keseruan tepok bulu setiap Rabu pagi



Beberapa kali saya pernah mengikuti ajang yang diadakan kerjasama tim badminton Telin dengan direktorat lain. Hanya saja, saya kerap tak lolos seleksi pemain; lantaran tim juri menilai dengan cukup ketat mulai dari gestur service, sampai endurance pemain. Saya pun beberapa kali menjadi wasit, dan sangat menikmati peran ini, berikut dengan tantangannya memantau angka serta pergerakan pemain sepanjang babak. Bagaimanapun, olahraga tepok bulu ini adalah salah satu pendongkrak impuls syaraf yang bisa mendorong orang yang tak biasa berlari menjadi lincah mengejar-ngejar bulu.


Para peserta Badminton, dibimbing oleh Pak Irawan (kiri) setiap sesi Rabu






Bersepeda


Sesi yang harus diikuti dengan pengorbanan bangun pagi, lantaran membutuhkan lajur lalu lintas yang sepi. Sementara itu, memang ajang ini adalah salah satu olahraga yang berpeluang membuka cabang pertemanan. Ketika memasuki ajang bersepeda ini, biasanya jarak antar bawahan dan atasan seolah tak ada.

Sesi santai setelah bersepeda bersama para pimpinan perusahaan


Dalam berbagai ajang rapat, kegiatan bersepeda adalah rutinitas strategis tak tertandingi untuk memenuhi kebutuhan mencari inspirasi dengan berpetualang. Biasanya, setiap Rabu pagi beberapa karyawan Telin rutin bersepeda bersama direktorat lain. Belakangan hari, semenjak Telin turut membuka peluang endorsement dengan vendor sepeda lipat, kegiatan bersepeda dalam internal Telin menjadi lebih intens, dan klub bersepeda ini digawangi tiga orang: Erwin, Caessar, dan Pak Gideon. 


Erwinsyah Pulungan, karyawan senior unit Sales and Connectivity,
sekarang menjadi salah satu motor penggerak klub bersepeda Telin.


Pengabdian Masyarakat

Corporate Social Responsibility merupakan salah satu agenda utama yang mempunyai fungsi vital untuk menyambung sinergi antara Telin dengan masyarakat sekitar. Belum lama ini, tepatnya hari Rabu tanggal 18 Desember 2019, Telin mengadakan kunjungan bakti sosial dan donasi dengan Sekolah Alternatif Anak Jalanan, yang berlokasi di bilangan Kuningan. 


Sesi mendongeng interaktif bersama Mas Maulana


Selain memberikan pengenalan mengenai perusahaan Telin, saya dan karyawan Telin turut berinteraksi mengajarkan beragam warna pada anak-anak yang berusia kisaran 6-8 tahun. Sebelumnya, mereka mendapatkan sajian dongeng istimewa dari seorang ventriloquist (dalang boneka) muda, bernama Mas Maulana. Mereka diminta untuk melukis apapun yang disukai, setelah belajar tentang warna, dan hasil gambar mereka membuat kami takjub. 


Karyawan Telin bersama guru dan para murid SAAJA, seusai bermain dalam wahana TDE


Setelah mereka belajar warna, kami segenap karyawan Telin menggiring mereka untuk bermain di Telkom Landmark Tower, tepatnya di Telkom Digital Experience. Ketika tiba di lantai 6, mereka pun takjub dengan beragam wahana yang ada di dalam TDE, mulai dari robot operator, game interaktif, hingga robot sensor Alexa. Dengan meninjau antusiasme mereka, saya kerap membayangkan; akan jadi seperti apa dunia di tangan anak-anak ini? Mungkin mereka belum paham tentang slogan 'dunia dalam genggaman', tapi saat ini mereka sudah lebih dulu 'menggenggam' hati saya. 



Image result for livingintelkom
Saya bukan hanya menulis tentang beberapa kesan mengenai hari ini. Adapun hari ini tercipta karena apa yang telah dilalui di masa lalu. 


Saya jadi tak sabar, kira-kira kejutan apa yang menanti di esok hari? Beberapa kali ku dengar, bahwa perusahaan akan kembali merombak organisasi. Entah apapun yang terjadi, saya tak sabar melihat warna-warni baru dalam jalur berkarir sebagai analis ini. 

Untaian cerita ini saya niatkan untuk ditampilkan sebagai artikel dalam kompetisi blog 'LivinginTelkom' dengan tema 'Pengalaman Seru Living in Telkom Group

#SEKIAN
#livingintelkom
#myownhistory
#longrunninganalystlife
#tantangan3




3 komentar:

  1. Hebat kakakku keren sekali, luar biasa mantap #semangat

    BalasHapus
  2. Mba ceskha: semoga rasanya meresap. Ini masih sebagian, saya masih olah.

    Mas eko: matur nuwun mas. Mas juga mantap sekalii

    BalasHapus

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...