Senin, 30 Maret 2020

Copas: Verifikasi Disinfektan

Nih saya kasih warning ya. Terutama buat para "ahli" yang suka campur-mencampur pakai feeling dia tanpa dasar yang jelas, tanpa mengetahui sifat kimia yang dia campur, dan efek dari campuran yang ditimbulkan.
Anak-anak yg paham ilmu kimia saja ga pernah melakukan kek gini. Produsen bahan dan material (khususnya desinfektan, untuk kasus ini) ga pernah ada kasih statement anjuran bahan dia dicampur dengan produk atau bahan lain kan?
Kenapa malah kita yang ga ada kompetensinya lantas menentukan campuran desinfektan itu aman? Pemutih aja setahu saya ga boleh dicampur deterjen kok. Penggunaan selama ini saja harus terpisah kan. Soalnya pemutihnya juga ga akan efektif krn kena sifat deterjen.
Jadi mencampur jg blm tentu bagus, bisa jd material aktifnya ga bekerja maksimal.
Hal yang sudah umum diketahui
- Desinfektan dengan kandungan Asam + pemutih pakaian = gas klorin dilepaskan (Level paparan rendah: iritasi membran mukosa, batuk dan masalah pernafasan, mata perih berair, hidung meler. Level paparan tinggi: sakit bagian dada, susah bernafas, muntah, pneumonia, dan timbul cairan pada paru-paru. Level lebih tinggi lagi dapat menyebabkan kematian)
- Desinfektan dengan kandungan Amonia + pemutih pakaian = uap kloramin toksik (batuk, mual, sesak nafas, mata berair, sakit pada dada, iritasi, wheezing/bengek)
Baca langsung saja ke sumbernya klo ga yakin:
https://www.doh.wa.gov/…/H…/Contaminants/BleachMixingDangers
Jangan sampai juga:
" Covid-19 terhindar, tapi bahan kimianya bikin anda modyarrr "
Anda memang akhirnya bisa membunuh kuman dan virus, tapi anda sendiri juga kena akibat bahan yang anda pakai.
Saran:
1. Pilih salah satu saja. Pake karbol ya karbol aja. Pakai pemutih ya pemutih aja. Pake pembersih lantai, ya pembersih lantai aja.
Begitu pula kayak antiseptik yg udah saya bahas. Alkohol 70% ya alkohol 70%. Dettol/chloroxylenol, ya dettol aja (maaf sebut merek). Propanol ya propanol.
2. Lihat petunjuk / instruksi pemakaian. Kalau produk yang sudah resmi dan berijin, pasti ada petunjuknya.
Pahami lah definisi desinfektan itu apa, antiseptik itu apa.
Selama belum paham, ya susah.... pasti ada potensi salah menggunakan, salah penanganan, salah aplikasi (karbol buat cuci sendok makan...what the hell ? Ada yg pake campuran pemutih (natrium hipoklorit/sodium hipoklorit) buat hand sanitizer? Astaghfirullah ðŸ˜¥...trus ada yg liatin foto petugas nyemprot desinfektan ke wajah...seriously, guys... klo seperti itu, I think you are the killer, not the virus).
Btw, saya juga ga rekomen pakai formalin ya. Jujur, itu ngga rekomen....kita bukan mayat yg mau diawetkan.
Dan buat yg punya peliharaan, mohon hati2...amankan peliharaan anda saat melakukan disinfeksi. Kasihan hewan ngga tau apa-apa trus akhirnya mati hanya krn kena paparan disinfektan.
Lu boleh takut sama virus. Gue juga takut virus. Kita juga harus waspada.
Tapi adalah hal yang lebih bodoh dari rasa takut, bila karena bahan kimia yg dipakai trus diri lu sendiri atau orang lain malah yang kena akibatnya.
Saya ga peduli mau itu petugas, dinas, atau instansi apapun,..kalau anda tidak tahu bahaya campuran desinfektan yang anda pakai, jangan anda korbankan orang lain dengan kebodohan dan ketidaktahuan anda. Kalau memang ada yang mau membantah, silakan, tapi saya minta bukti dasar ilmiah dan info toksisitas dari campuran yang anda buat seperti apa (terutama gas klorin atau uap kloramin yang potensial muncul dari campuran). Kita debat dengan argumentasi ilmiah, jangan cuma katanya-katanya aja. Saya ga mau orang banyak jadi korban keteledoran dan kekonyolan segelintir orang yg ga tau apa2 soal bahan kimia.
Anda tahu ga, kalau gas klorin atau uap kloramin dari campuran yg anda buat itu terhirup dan mengiritasi membran mukosa saluran pernafasan, itu akan memperburuk situasi? Covid-19 akan lebih mudah menginfeksi. Paham? Membran mukosa saluran pernafasan itu proteksi pertama terhadap kontaminan termasuk mikroba. JANGAN TAMBAH KORBAN LAGI ! Tindakan bodoh anda hanya akan menambah banyak korban !
Dipikir pakai bahan kimia sama kek bikin es campur....
Ini ada contoh kasus di berita.
Kepada Ibu Tyas Ummu IffaRahma , saya mohon ijin capture komentar pengalamannya ya biar yang lain juga tidak kena imbasnya.
Update:
Pencegahan agar tidak keracunan klorin:
1. Selalu membaca dan mengikuti petunjuk penggunaan produk.
2. Tidak mencampur bahan kimia berbahan dasar klorin dengan produk atau zat lain secara asal.
3. Mengenakan pakaian atau peralatan sesuai yang diinstruksikan pada produk.
4. Tidak menggunakan klorin di area tertutup tanpa ventilasi udara.
5. Menyimpan produk di tempat yang aman dan tepat serta jauh dari jangkauan anak-anak.
Bagaimana bila ada yang terhirup gas klorin yang toksik ?
1. Bawa korban ke area udara terbuka sesegera mungkin (pastikan penolong juga aman, pakai masker atau penutup hidung).
2. Jika penderita muntah dalam posisi berbaring, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah ia tersedak.
3. Apabila penderita tidak responsif, napasnya terhenti, atau tidak bernapas, lakukan prosedur CPR selagi menunggu bantuan medis datang.
Ada bbrp info bilang bisa diberikan susu untuk menawarkan racun klorinnya (mohon dikoreksi bila hal ini salah).

Selasa, 24 Maret 2020

Esensi Seorang Teman

Sebelum membusuk dari ingatan saya,....saya ingin berbagi salah satu ilmu esensial yang saya pelajari di negeri kangguru.
Pada awalnya,...saya mengapply buat kuliah magister di sini,...dengna bantuan agen lantaran dari juni hingga desember 2013,.....saya resmi jadi sarjana tanpa kerja tetap,......
Tentu saja,...menjadi pengangguran adalah hal yang meresahkan bagi sebagian orang,....sebagian besar...karena kadang opsi agar keuangan tetap stabil,..adalah tetep bergantung pada orang tua,....
Akhirnya,...udah sekian lama waktu itu berlalu,...gue pun meski di luar negeri yang masih dibiayai orang tua,.....tetep saya berusaha cari kerja,...meski kenyataannya : "Tanpa sertifikat bahasa,..dan work visa yang resmi,.....kamu gakkan bisa ngelamar di perusahaan besar,....meski pengalaman di indo puluhan tahun dan lulusan terbaik univ"
Ya,..ahkirnya kadang jadi buruh bongkar pasang pasar kaget,....upah 40 dollar per hari,....atau jadi buruh cuci di resto 20 dollar,.....
Tapi pertanyaannya : "apa sih yang bikin orang kok bisa dapat jabatan gede? Padahal beberapa tahun yang lalu biasa-biasa aja"
Ya,.lantas aku pun mengobrol dengan berbagai orang di sini,...termasuk asisten kuliah,...di situ kutemukan titik terang,...
"Kok,...aku ngapply,beberapa kali ke coles sama kfc,..kok belum ada yang nerima ya? " tanyaku pada teman sekosanku.
"Jangankan kamu,.....justru orang bule yang udah lokal bertahun-tahun pun,..pengangguran 6 bulan pun masih 'kasus wajar" jawabnya
"Terus gimana caranya ente dapat kerja?"
"Kalau saya dulu ya melakukan interview seperti biasa,..dapat kerja diperlakukan seperti orang nomor sekian....wah di lapangan bisa berhari-hari,......tapi ya ga terlalu didengar pendapatnya."
Btw,..teman kosan saya udah 7 tahun jadi permanent resident AU,.....
"trus kemudian saya dapat pekerjaan baru dari seorang kenalan saya. Diapun merekomendasikan saya buat masuk perusahaan Sxxx,.....lantas saya interview seperti biasa,..dan akhirnya dapat kerjaan kantoran yang ga perlu bolak balik lapangan. Ya sekarang sih lumayan,....semua itu karena saya punya reputasi di mata teman saya. "
Hal senada pun diutarakan asisten matkul SISTEM REKAYASA BERKELANJUTAN:
"Maybe the group that you form now will not lasts long,..but it remains essential. Guess,...,..I got my job from my friends. Did i ever take the interview? Completely no.....Until now,..I have never been an unemployee,..that's because I have friends that could recommend me to obtain job. "
The moral is: Kadang gelar aja ga cukup,.....buat dapat kerjaan layak,...kira kira,..hanya sukses 80% mengantar kita buat dapat suatu posisi pekerjaan,..tapi kecil kemungkinan untuk dapat jabatan yang wah dan jadi orang yang diperhitungkan dlaam perusahaan,...kira kira kurang dari 30 %,.....
Berbeda dengan kepercayaan seorang teman,....mereka bisa mengantarmu ke posisi yang layak,...bila kau sudah rebut hatinya,..dengan performa yang maksimal,.....dan sikap yang baik,....
kira-kira 75 % kepercayaan seorang rekan bisa membawa kita ke karir puncak. Akan tetapi,..tetap semua bergantung pada 'teman seperti apa yang mau kita rangkul dan bagaimana kita merangkulnya?"
Dan teman seperti apa yang kita rangkul dan percayai,..semua tergantung apa yang kita lihat sebagai yang terpenting dalam hidup. Kalau berteman dengan tukang minyak,..ya suatu saat akan kena panasnya,....
Maka,..seperti apa teman kita saat ini? Dengannya,..akan jadi apakah kita di masa depan?

Senin, 23 Maret 2020

Memilih Guru Agama

Bismillah.
Kalau diurai alasan mengapa saya sukarela mendukung 1610, 411, 212, 112,...dan segala macam kajian sunnah,...mungkin karena saya sejak remaja sudah bertemu dengan berbagai guru ngaji yang notabenenya adalah tetangga rumah saya , dan secara pribadi kuakui aku lebih rela baca ihya ulumuddin ketimbang buku grammar bahasa inggris. . Dari sanalah aku menempa ilmu dasar tentang kalam Allah serta beberapa kecil bagian pembinaan iman.
Maka bila aku ditanya tentang guru agama seperti apa yang ideal, utamanya menurutku yang masih dasar belajar agama adalah beliau beliau yang mengembalikan segala pemahaman pada Al Qur'an dan Sunnah, berikut dengan kecakapan ilmu Tauhid dan juga akhlak yang terpuji. Mungkin kamu kamu akan bertanya: "apakah kamu akan tinggalkan seorang ahli agama atau guru agama, apabila ia berpoligami, tanpa minta izin isterinya?" Jawaban saya adalah tidak akan meninggalkan petuah dan ceramah beliau-beliau!. Aku takkan memungkiri, kamu kamu bisa saja sakit hati, lantaran poligami memang sedikit banyak tinggalkan luka menganga dalam rumah tangga.
Itu hakmu dan cukup rasional, apalagi bila kamu kamu adalah seorang wanita,merasa bukan akhlak terpuji menyaksikan dan tahu ustad teladanmu berpoligami, dan itu adalah hak saya untuk tidak berhenti mendengarkan beliau beliau selagi masih ajarkan kita untuk kembali pada Al Qur'an dan Sunnah , sebagai SOP mutlak seorang muslim serta tunjukkan tuntunan akhlak mulia. Saya baru akan tinggalkan mereka, kalau mereka sudah berhenti mengEsakan Allah lalu menyalahkan ajaran tauhid dan sunnah, tak peduli mereka punya rumah tangga baik dan anak anak yang patut diteladani, bukankah dosa besar nomor wahid adalah menyekutukan-Nya? Untuk mereka-mereka yang sudah terlanjur tinggalkan tauhid dan berkata "semua agama sama", "kitab suci sudah 'exp#####"....aku hanya sekedar berhenti anggap mereka ulama , namun mereka tetap teman kita dalam kemanusiaan.
Aku akan mengulang kisah, bahwasanya zaman dahulu Nabi Musa a.s pun diperingatkan oleh malaikat ketika beliau alaihissalam mengutuk kebiadapan seorang ibu yang membunuh anaknya sendiri; bahwasanya sang Ibu masih sangat berpeluang mendapat ampunan-Nya, ketimbang orang-orang yang berani dengan sengaja tinggalkan ibadah kepada-Nya. Soal engkau benci dengan poligami, aku turut prihatin, dan akupun tidak mengamininya, namun AKU JAUH LEBIH TIDAK SUKA KALAU AD HOMINEM DAN STANDAR GANDA JADI KEBIASAAN YANG MENGAKAR AKUT DALAM MASYARAKAT.
Sungguh aku lebih muak, dengan kebiasaan masyarakat kita yang sedikit-sedikit mengucilkan seorang guru agama lantaran ia poligami , tetapi masih mendukung orang yang gonta-ganti pacar , playboy, playgirl, sebagai sebuah kebanggaan. Apa masih kurang miris, menurutmu, bila kita temukan sebuah keluarga justru malah sukarela biarkan anak2nya pacaran bebas, sementara giliran mereka serius nikah pada umur yang sepadan dan berkecukupan kita tuntut mereka mahar yang tidak masuk akal dan cenderung kita persulit atas nama 'nama baik pada rekan dan tetangga'?
Maka, akupun sering pusing dengan kebiasaan kita menjauhi seseorang yang membuka peluang amal kita, lantaran alasan yang tidak relevan, ataupun kita malah membuka peluang fitnah pada mereka-mereka yang masih berhubungan erat dengan sosok yang kita lawan. Kita menjauhi guru agama, lantaran anaknya ketahuan mencolong, yang padahal beliau-beliau sendiri kewalahan menanganinya, ataupun kita jadikan keluarga ulama yang kita musuhi sebagai bahan rumor tidak sedap tatkala kau ketahui sang ulama dilamar partai yang acapkali sering bikin masalah. Jujur, aku takkan mengamini , mengiyakan penghakiman sempit terhadap para guru agama dan keluarganya, lantaran kesalahan mereka yang masih dibenarkan secara syar;i . Mengapa begitu asyik kita bakar ladang amal dengan fitnah?
Sungguh, kurasakan sekarang, ada beberapa orang yang menurut saya mungkin bukan guru yang betul-betul sempurna dalam kemanusiaan, namun mereka masih mampu menjadi teman dan guru kita dalam ke-Tauhid-an dan habluminnallah. Bukankah yang mendekam dalam neraka 1000 tahun masih lebih melegakan daripada mendekam abadi di dalamnya?

Sabtu, 07 Maret 2020

Makna Kecerdasan-Disadur dari Komunitas Komppak

Berikut saya lampirkan hasil kajian dari KOMPPAK: 

Semoga dengan membaca ini tidak ada lagi perkataan...."anak dokter kok tdk pinter", "anak dosen kok tdk pinter", anak karyawan bank kok tidak pinter"...dll*_


*MAKNA KECERDASAN?...*

Di papan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa di tepi pantai, lalu sebutir kelapa yang jatuh dari tangkainya. 
Lalu saya bercerita, ada 4 anak yg mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa ditepi pantai itu. 

Anak pertama: Dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat 
bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian pohon kelapa, dan energi potensial yang dihasilkan dari kelapa yang jatuh lengkap dengan persamaan matematika dan fisika. 

Lalu saya sebagai psikolog tanya kepada siswa-siswa saya: "Apakah anak ini cerdas?"
... dijawab serentak sekelas. " iya !!... Dia anak yang cerdas" 

Lalu saya lanjutkan cerita ... 

*Anak kedua :* Dengan gesit anak ke dua ini datang memungut kelapa yang jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan ke pedagang dan dia bersorak ... "Yesss ... laku Rp 5.000!"

Kembali saya bertanya ke anak-anak di kelas ... "Apakah anak ini cerdas?". 
Anak-anak menjawab "Iyaa , dia anak yg cerdas". 

Lalu saya lanjutkan cerita...

Anak ketiga : Dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa keliling sambil menanyakan: "pohon kelapa itu milik siapa? Ini kelapanya jatuh, mau saya kembalikan kepada yang punya pohon."

Saya bertanya kepada anak-anak ... apakah anak ini cerdas?
Anak-anak dengan mantap 
menjawab:" iya ... dia anak yang cerdas!"
 
Sayapun melanjutkan cerita terakhir 

Anak terakhir: Dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia 
melihat ada seorang kakek yg tengah kepanasan dan berteduh dipinggir 
jalan. _

"Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh meminum dan memakan buah kelapanya".
Lalu saya bertanya ... apakah anak ini, anak yg cerdas? Anak-anak  menjawab, 
"iya ... dia anak yang  cerdas".

Anak-anak menyakini bahwa semua cerita di atas menunjukkan anak yg cerdas. Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki *"Kecerdas-unikan-nya".* 
Dan mereka ingin dihargai *"Kecerdas-unikan-nya"* tersebut.......

*Namun yang sering terjadi, di dunia kita, dunia para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi,* yakni ? 

"Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik"*, Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yang diukur dari nilai saat mengerjakan UN. 

Sedang ... 
*"Kecerdasan Finansial"* (anak no 2), *"Kecerdasan Karakter"* (anak no 3) dan *"Kecerdasan Sosial"* (anak no 4). 
Belum ada ruang yg diberikan Negara untuk mengakui kecerdasan mereka.

Anak Anda termasuk nomor berapa?
,
Saya jadi ingat, dulu sering kami jadikan olok-olokan saat SMA, antara anak IPA dan anak IPS, siapa yg sebenarnya cerdas? Bagaimana kira-kira perasaan buat anak IPS? Terkadang terasa diperlakukan jadi siswa yang terpinggirkan.... Duh menyedihkan...😥

Anak Anda semuanya adalah anak-anak yang cerdas dengan "Keunikan dan Kecerdasan-nya" masing-masing. Hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri Anda sendiri. 

Mari hargai kecerdasan anak kita masing-masing,  dan siapkan mereka dengan *4 kecerdasan (Akademik, Finansial, Karakter, dan Sosial)_  sebagai pedoman dimana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak. 
*#Tiap manusia lahir dengan kecerdasan dan keunikan masing-masing#* 🌟🌟🌟

Share by *KOMPPAK*
*Komunitas Pecinta Pendidikan, Anak, dan Keluarga*

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...