Minggu, 08 Desember 2019

5 band Indonesia paling ideal paling ideal menurut seorang Briantono

Hampir dua puluh tahun berlalu, sejak pertama kali saya kenal rasanya bermain musik. Dari mulai memenuhi kewajiban orang tua untuk les piano, beralih selera ke gitar, lalu akhirnya mendalami drum set dan gitar bas lima senar ada banyak pengaruh yang terserap ke gendang telinga lalu turun ke syaraf  Sebagaimana dalam belajar matematika, kita memahami logika berpikir dengan meniru seorang guru diluar waktu untuk memahami buku teks, dalam bermain musik ada pula artis yang kita tiru sedikit atau banyak dalam menyusun bakat permainan kita.

Saya adalah seorang penyuka musik keras, tapi juga perlu kejelasan atas melodi dan lirik. Sesekali saya pun butuh musik yang lembut dan menyentuh, tapi bukan yang mendayu-dayu larut dalam mengemis cinta dan curhat berlebihan tentang kehilangan arah. Maka, selera musik yang selama ini memuaskan hati seorang Brian bisa dirumuskan sebagai berikut:

a. Musiknya cadas, melodinya jelas terdengar, menjurus pada pemakaian nada-nada simfoni klasik.
b. Lirik sedikit tersirat, menggambarkan pemandangan alam, tidak klise,
c. Perlu solo gitar, solo drum, solo bass, yang intinya menonjolkan kemampuan musik para personelnya.
d. Soundnya rapat, sesuai konteks, jernih, tidak timbul-tenggelam.
e. Silakan nyanyi full teriak, tapi sesekali diiringi pengucapan lirik dan pitch control yang jelas.

Berdasarkan beberapa kriteria di atas, alam bawah sadar saya seakan sudah melekat dengan sosok-sosok band berikut. Semua bermula dari telinga, penasaran akan video clip, lalu turun ke hati. Berikut 5 band terbaik dari Indonesia:


5. Utopia

Satu-satunya band diantara lima daftar ini yang punya vokalis wanita, Pia. Band ini memang tak terlalu punya banyak stok lagu seperti cokelat ataupun pernah terlibat dalam pembuatan reka ulang lagu kebangsaan. Tetapi, band utopia ini cukup eksperimental, mencoba menyeimbangkan antara akustik dan full-band. Beberapa kali, mbak Pia selaku front-woman dari band beraliran pop rock progresif ini acapkali terlihat solid membunyikan gitar sambil menyanyi.

Setiap kali band ini dulu tayang di ANTV ataupun GlobalTV, biasanya saya pasti tonton sampai habis. Cukup beragam tema yang mereka bawakan, diluar cinta, sebagiannya tentang harapan, kebencian, balas dendam yang anggun, yang berlirik tersirat susah dicerna tapi puitis. Pada beberapa kesempatan, saya melihat antara Utopia dan Cokelat seperti "sepantar". Akan tetapi, entah kenapa saya melihat Pia dan tiga orang teman band-nya seperti punya skill yang hampir seimbang, manakala Kikan lebih fokus menyanyi dan membuat lirik sementara semua sesi instrumen cenderung diserahkan pada personil lain.

Image result for utopia band
Utopia, beranggotakan 4 orang personel, dengan Pia sebagai vokalis utama yang satu-satunya wanita. 

Mohon maaf, ini termasuk selera saya. Mungkin, bagi sebagian kalian, Utopia tidak terlalu energik seperti Cokelat. Tapi saya acungi jempol untuk keberagaman tema lagunya. Jikalau mereka konser kembali, saya siap menghabiskan suara untuk ikut bernyanyi "Antara Ada dan Tiada" dan "Mendekati Matahari."

4. Netral

Tadinya, saya ingin no.4 ini diisi barisan Kapten, Kotak, Jamrud, ataupun Samson. Kenyataannya, 3 orang pria yang semuanya nyentrik ini selalu membawa perubahan signifikan setiap tahunnya. Saat ini, mereka terhitung sebagai salah satu band yang produktif berkarya, dalam hitungan saya. Hampir setiap album Netral, ada lagu yang saya hafal.


Image result for netral
Netral, salah satu band yang selalu tumbuh dalam progresi musiknya. 
Pada awal kemunculannya, Netral memang nyaris serupa dengan band punk anak muda kebanyakan. Adalah Om Bagus, Om Coki, dan Om Eno, 3 ksatria punggawa band yang biasanya mengusung tempo cepat dalam permainan mereka. Di awal kehadiran mereka, saya menyangka band ini akan mengusung punk yang biasa saja, cenderung mirip seperti blink 182, sum 41, Weezer, atau New Found Glory. Tak pelak, saya pun lebih senang mendengar Superman Is Dead dengan lirik yang lebih berani dan musik yang garang.

Tetapi begitu album mereka yang berjudul "Putih" rilis, saya merasa bahwa punk pun bisa disajikan dengan rapi tersusun dengan lirik yang lebih positif dan puitis. "Terbang tenggelam" menjadi salah satu track yang sering saya mainkan drumnya. Kelar mendengar album putih, saya pun mulai menyimak 9th, hingga album ke-12nya. Kualitas album ke-12 Netral pun semakin jauh dari kesan band punk biasa, dimana Om Eno mulai bermain irama yang lebih progresif, sementara Om Coki semakin menunjukkan kepiawannya meramu melodi dan kocokan gitar yang tidak biasa. Tak lupa, Om Bagus pun semakin meninggalkan kesan lirik pasaran di album yang sudah mencapai angka belasan.

3. Kerispatih

Kerispatih bisa jadi adalah salah satu tujuan idaman bagi para musisi yang menempuh pendidikan formal. Terisi oleh para guru yang biasa memberikan kursus, band ini mengusung nomor-nomor progresi lagu romantis yang dikemas rapih. Beberapa kelebihan Kerispatih adalah bisa mengusung komposisi-komposisi yang rumit diterjemahkan menjadi pop romantis.

Image result for kerispatih
Kerispatih posisi terakhir, sebelum vakum ditinggal 
Beberapa sosok mencolok dari grup band ini antara lain adalah Badai sang keyboardis, Anton sang drummer, dan mantan vokalis mereka, Sammy. Begitu Sammy terjerat narkoba, band ini seperti kehilangan daya tarik. Tapi tidak bagi saya, Ketika mereka mendapat vokalis baru, Kerispatih tidak lantas turun 'derajat' seperti band pop kebanyakan yang ditinggal personal-personel kunci langsung dominan pada pembuatan lagu-lagu klise.

Image result for bassist kerispatih meninggal
Andika, telah lama berpulang. Betotan basnya cukup berpengaruh. 
Beberapa tahun belakangan, band ini nampaknya sedang tak terlalu sibuk di dapur rekaman. Kabar pahitnya, sang bassis sudah meninggal dunia karena serangan jantung. Kendati demikian, karya-karya Kerispatih adalah wujud komposisi harmoni kompleks  yang tersaji dalam perjalanan aransemen romantis. Siapa disini yang mau ikut karaoke "Bila Rasaku ini Rasamu?" :P

2. God Bless.

God Bless bukan hanya sekedar band senior tanah air. Lebih dari itu, band yang dipimpin Ahmad Albar dan Donny Fattah ini adalah "guru"dari banyak band tanah air. Tak terhitung berapa kali lagu-lagu mereka menjadi anthem yang dinyanyikan banyak artis. Awalnya, saya mau menaruh gigi sebagai no. 2. Namun, saya ingat bahwa Gigi yang menampilkan banyak variasi dari rock adalah murid 'ideologis' dari band raksasa ini.

Salah satu ciri khas band dengan penggemar yang sangat banyak ini adalah hasil gubahan keyboard Eyang Jockie Suryoprayogo, beserta gitaris pakar harmoni, Pakde Ian Antono. Sempat beberapa kali God Bless digawangi oleh Uwak Eet Sjahranie, tetap punya ciri khasnya sendiri. Hingga hari ini, lagu-lagu God Bless seakan mewakili masalah masyarakat yang masih sama dari tahun ke tahun.

Nomor andalan God Bless sempat saya bawakan untuk festival band. Alhasil, juara 2, alhamdulillah. Tembang yang kami bawakan saat itu adalah "Semut Hitam", bercerita tentang metafora antara manusia dan semut dalam bertahan hidup. Bisa disimpulkan, hampir setiap tembang yang dihasilkan oleh God Bless punya makna yang bertahan dalam kepala penggemarnya bertahun-tahun. Itulah mengapa band ini patut disebut sang Legenda.


1. Padi

Bukan termasuk band senior. Kuartet lima pria yang muncul di pertengahan 90 ini selalu punya formula unik dalam menciptakan lagu. Banyak tembang mereka sangat laku di pasaran, lantaran isi liriknya begitu mendalam. Sebut saja "bayangkanlah," "Mahadewi", "Semua Tak Sama", dan banyak tembang lainnya.

Begitu menginjak album ke-2, Padi telah menerapkan banyak formula musik yang eksperimental untuk ukuran sebuah band rock. Album mereka yang ke-5, sukses mengawinkan reggae, swing, dan colossal menjadi ruh dalam tembang yang dibawakan.  Sampai sekarang, saya masih fasih menyanyikan lagu sang penghibur atau "bayangkanlah" jikalau diminta bermain musik.

Apa yang membuat sebuah band menjadi besar, nyatakan bukanlah hanya persoalan kemampuan dan rekaman, tetapi juga tentang jiwa besar yang melatarinya. Band ini terdiri atas lima orang yang sama sejak awal berdiri hingga vakum terakhir, membuat mereka menjadi teladan banyak band dalam mengikuti sikap mentalnya. Drummer dan gitaris mereka sempat kecanduan obat, tak menyurutkan semangat kelimanya untuk bermain musik bersama.  Barangkali, padi adalah sebuah contoh bagaimana band bisa menjadi sebuah keluarga, diluar rutinitas bertukar nada.


Itulah hasil menggali selera saya, bagaimana dengan kalian?

Dengan hormat,

Briantono

7 komentar:

  1. Aku suka PADI dan keris patih. Kalau God Bless hanya beberapa lagu yg aku suka

    BalasHapus
  2. Hebat Kakakku, senang membacanya
    #semangat

    BalasHapus
  3. Kerispatih sama Padiiiii 😍

    BalasHapus
  4. Aku pun suka kerispatih dan Padi ^^

    BalasHapus
  5. Saya suka band keris patih dan padi hehe

    BalasHapus
  6. Kesemuanya suka, tapi yg diikuti banget2 Padi heheh.

    BalasHapus

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...