Jumat, 29 November 2019

Mengenang Tragedi Lepas Pantai Amerika Serikat: Ledakan Kilang Minyak Deepwater


2010, demikian saya menyebut salah satu tahun terburuk dalam hidup, tepatnya no.3 setelah 2007 dan 2017. Ada banyak kekeliruan yang saya ambil dalam menentukan kegiatan dan keputusan dalam hidup. Dari mulai mendapatkan IPK pas-pasan karena terlalu banyak ikut organisasi, hingga tidak sengaja pernah menabrak orang tua. Selalu ada perasaan bersalah, ketika apa yang diperbuat membuat akibat buruk secara sistematis. 

Di lain belahan dunia, ternyata 2010 turut menjadi catatan tentang kecelakaan tragis yang berdampak cukup masif dan menghilangkan banyak nyawa. Tepat pada 20 April  tahun 2010, anjungan minyak lepas pantai Deepwater Horizon meledak tepat di Teluk Meksiko. Anjungan minyak raksasa ini tenggelam tanpa sisa dua hari setelahnya.

Image result for deepwater horizon
Anjungan Raksasa Deepwater Horizon, meletup menumpahkan minyak
SELAYANG PANDANG INSIDEN DEEPWATER HORIZON

Transocean merupakan empu dari anjungan minyak raksasa ini, sekaligus pengelolanya. Setelah sekian tahun berdiri, anjungan raksasa ini menjadi lahan mencari nafkah bagi banyak perusahaan, salah satunya BP. Anjungan minyak ini memiliki fondasi yang tertancap di laut dengan ketinggian 1522 meter dibawah permukaan, dengan panjang fondasi berkisar membentang  5,4 km di lapisan dasar laut. 

Tragedi 20 April dipicu dari kebocoran gas alam dari sebuah pipa semen dari sumur raksasa, yang dipasang oleh kontraktor Halliburton. Nyatanya, kebocoran gas alam itu bukan kejadian pertama di Amerika Serikat. Tahun 2008, perusahaan British Petroleum (BP) telah 'berpengalaman' dalam kejadian serupa di Laut Kaspia. Disinyalir bahwa inti-inti persambungan dan perlekatan pipa tidak cukup kuat untuk menahan tekanan, lantaran tersusun dari campuran semen mengandung nitrogen. Kandungan bahan nitrogen ini meruapakan akar permasalahan dari ketahanan semen ini, lantaran ketika inti perlekatan pipa mengalami patah, kebocoran gas akan langsung menyebar hingga ke pusat sumur minyak. Akibat fatalnya, kebocoran gas yang menghinggapi pusat sumur minyak mempercepat ledakan infrastruktur raksasa ini. 


Ledakan Deepwater berujung tumpahan minyak raksasa


Kebakaran dahsyat ini kemudian  menewaskan sebelas pekerja dan membuat tujuh belas orang terluka. Anjungan runtuh karena tak kuat menahan gejolak ledakan, lalu lenyap perlahan ke dasar laut dua hari setelah kejadian. Akibat dari runtuhnya anjungan ini, minyak yang telah terpompa dan terwadahi dalam sumur raksasa di dalamnya menyebar ke laut. Bisa dibayangkan apa yang terjadi kemudian?

BENCANA PENCEMARAN LAUT SETELAH ANJUNGAN LENGSER

Pasca ledakan, minyak dengan kapasitas raksasa itu 'tumpah' melumuri seisi lautan.  Pasukan penjaga pantai AS melaporkan adanya kebocoran minyak mentah dari Deepwater Horizon sebanyak 8.000 barrel atau 1,3 juta liter sehari dan berlangsung selama 87 hari, tepat pada Pagi 22 April

Awalnya BP memperkirakan minyak yang tumpah ke laut sebanyak 1.000-5.000 barel sehari dan total minyak yang bocor diperkirakan mencapai 4,9 juta barel.Diperkirakan, per harinya volume minyak yang tumpah ke lautan mencapai seribu barrel hingga memuncak sampai enam puluh ribu per harinya. Upaya pengendalian telah dikerahkan BP dengan pencegah ledakan anjungan, yang biasanya bekerja otomatis menutup saluran minyak yang bocor. 

Sialnya, instalasi pencegahan itu telah mengalami malfungsi. Beberapa hasil analisa forensik yang dilakukan hingga setahun setelah kebocoran masif tersebut, beberapa turbin baling-baling tajam yang menjadi komponen utama instalasi ini tidak bisa bekerja karena pipa-pipa terlanjur bengkok saat kejadian ledakan Akan tetapi, hasil penelitian dari Departemen Keselamatan Kimia tiga tahun mengklaim hal yang berbeda: instalasi pengendali kebocoran langsung aktif, hingga salah melubangi pipa. 

Berbagai upaya telah dikerahkan  agar kerusakan tidak meluas. Pihak BP dan Transocean coba mengisolir bagian sisa sumur di dasar laut yang 'robek' di bulan Mei 2010 , terutama yang lebar menganga  melumuri luat,  sayangnya tidak berhasil. Pasalnya, kekentalan gas hidrat, (molekul gas dalam pecahan es) sulit dihindari karena gas alam sudah bereaksi dengan dinginnya air laut. Inisiatif lain yang coba diupayakan antara lain adalah melapisi bagian kubah sumur dengan lumpur pengeboran yang pekat. Tujuannya, agar tumpahan minyak bisa disumbat. Lagi-lagi, gagal. 

Tak lama berselang, citra satelit mengidentifikasi bahwa tumpahan minyak mentah meluber dalam laut hingga 180.000 kilometer persegi atau setara luas daratan Oklahoma, negara bagian Amerika Serikat. Pada awal Juni 2010, tumpahan minyak semakin melebar hingga mencapai 201 kilometer di sekeliling pesisir Louisiana, Florida, Mississippi, dan Alabama. 

BP selaku salah satu penyewa anjungan minyak kembali mengambil inisiatif lain, berupa menara luat kecil penyedot (Lower Marine Riser Package- LRMP). Meski tak sepenuhnya bisa membersihkan lautan, paling tidak menara kecil ini berhasil menghisap minyak sebanyak 15,000 barrel per hari ke dalam tangkinya. Upaya penyedotan ini didukung aksesoris pemompa setelahnya, hingga bisa menyedot minyak tumpah sampai 25,000 barrel per hari. 



Image result for LOWER MARINE RISER PACKAGE
BP mengerahkan upaya penyedotan tumpahan minyak menggunakan LRMP

Agar lebih banyak minyak yang dapat 'diamankan', tutup menara penyedot dibuka untuk ditambahkan beberapa cabang pipa penyedot, tepatnya pada tanggal 12 Juli 2010. Kebocoran anjungan raksasa berhasil diperlambat , meskipun diperkirakan bahwa tumpahan minyak yang terlepas tanpa bisa dihambat mencapai 4,9 juta barrel. Maka, sisa minyak yang selamat hanya 800 ribu barrel. 

Upaya pencegahan selanjutnya adalah penanaman lumpur penyumbat kedalam pipa pencegah ledakan, tepatnya pada 3 Agustus 2010. Langkah ini kembali berhasil, terutama karena lumpur bisa ditanam dalam tekanan yang lebih rendah di dalam kubah penutup pipa pencegah ledakan. Pipa pencegah ledakan ini, karena sudah rusak, maka BP memutuskan menggantinya pada awal September. 

Kebocoran anjungan baru benar-benar efektif ditutup pada 17 September 2010. Sayangnya, yang sudah 'pergi' takkan kembali, kecuali doa. Maka, Pada Oktober 2010, tumpahan minyak semakin menyebar sampai Texas, hingga pada Juli 2011 sepanjang 790 kilometer pesisir Lousiana, Mississippi, Alabama, dan Florida turut terkena getah dari bencana kebocoran ini. 



UPAYA PEMBERSIHAN DAN PENANGANAN SISA TUMPAHAN


Secara total sejak tumpahan minyak mentah diketahui pada 22 April 2010,maka hanya dalam waktu setahun kawasan pesisir AS sepanjang 1.728 kilometer tercemar. Pada 15 April 2014, BP mengklaim pembersihan tumpahan minyak di pesisir AS sudah selesai. Namun, pasukan penjaga pantai AS menyebut masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. 

Mengapa ini terjadi? Minyak telah tumpah sebelum berhasil disumbat terlanjur meluber hingga membuat licin ribuan mil di teluk Meksiko. Supaya minyak ini bisa benar-benar bersih, 1.8 juta galon cairan dispersi telah disemprotkan menuju retakan anjungan dan permukaan laut yang terkena. Sayangnya, minyak keburu meluber ke Lousiana di bulan Mei, penyemprotan ini tak lagi efektif. 


Dampak tumpahan minyak ini terhadap lingkungan di sekitarnya amat luar biasa. Sebab, kawasan yang tercemar merupakan rumah dari 8.332 spesies makhluk hidup termasuk 1.270 spesies ikan, 218 spesies burung, 1.456 moluska, 1.503 krustasea, empat spesies penyu, dan 29 spesies mamalia laut. Tak hanya itu, manusia juga terdampak akibat bencana ini. 

Departemen Kesehatan dan Rumah Sakit Lousiana mengatakan, 108 pekerja pembersihan minyak dan 35 warga mengalami masalah kesehatan terkait bencana ini. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak diyakini menjadi penyebab dari masalahj kesehatan yang dialami manusia. Sebuah studi yang meneliti dampak bencana ini terhadap anak-anak di Lousiana dan Florida yang tinggal dalam radius 15 kilometer dari pantai menemukan fakta mengejutkan. Sepertiga orangtua yang tinggal di kawasan itu melaporkan adanya masalah fisik dan kesehatan mental pada anak-anak mereka. Sehingga, langkah pembersihan minyak dengan dispersan bukan sesuatu yang aman untuk dikerjakan selama terus-menerus. 

Mereka melaporkan, anak-anak menunjukkan gejala yang tak biasa  seperti telinga berdarah, mimisan, dan menstruasi lebih awal pada anak-anak perempuan. Demikian hasil penelitian yang disampaikan David Abramson, direktur Pusat Persiapan Bencana Nasional di Universitas Columbia.

 Di sisi ekonomi, bencana ini memberikan dampak amat berat bagi BP dan perekonomian di kawasan terdampak terutama pada bisnis pengeboran minyak, periikanan, dan wisata. Negara bagian Lousiana mengatakan, pada akhir 2010 kehilangan pendapatan hingga 32 juta dolar AS karena menurunnya jumlah wisatawan ke kawasan tersebut. Bisnis perikanan di Teluk Meksiko juga amat terpukul dengan hilangnya potensi pendapatan sebesar 247 juta dolar. Sebuah studi yang menyebut kerugian sebesar 8,7 miliar dolar AS pada 2020 akibat dampak bencana ini terhadap sektor perdagangan, wisata, dan perikanan di Teluk Meksiko.

Di masa yang sama, masih menurut studi itu, sebanyak 22.000 lapangan pekerjaan akan terpengaruh bencana lingkungan ini. Sementara itu kerugian yang dialami BP mencapai 90 miliar dolar AS termasuk untuk membayar kompensasi. Selain itu, pada 2012, BP untuk sementara dilarang memperbarui kontrak pengeboran minyak dengan pemerintah AS.

Tentu saja, kalau anda atau saya jadi pengusaha tempat wisata, tentu takkan berpikir dua kali untuk menutup tempat usaha, saat terkena tumpahan minyak. Daripada pelanggan dan diri sendiri ikut terkena dampak. 

MENAKAR DAMPAK LINGKUNGAN DEEPWATER HORIZON

Sebelum terjadi kebocoran minyak, Departemen Perairan dan Udara Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengklaim bahwa kegiatan pengeboran minyak secara reguler ikut berperan dalam hilangnya nyawa ribuan kepiting, ketam, dan ikan-ikan selama Februari 2010. Ribuan burung, mamalia laut, dan penyu ikut terdampak minyak, hingga menempel pada kulit mereka. 

Image result for sea plastered with oil
Burung pelikan keracunan minyak.
Kira-kira, dengan minyak tumpah sejumlah jutaan ton terbayangkah sebanyak apa nyawa hilang sia-sia?

Pengeboran minyak pada umumnya  berakibat fatal pada ekosistem laut, salah satunya menyebarkan racun dan morbilivirus dari substansinya. Salah satu contoh hewan yang terdampak adalah lumba-lumba, dengan berjangkitnya infeksi Brucella. Contoh nyatanya, pada penelitian Desember 2013, riset yang dilakukan terhadap lumba-lumba di sekitar pantai Lousiana menunjukkan bahwa setengah populasi sedang sakit paru-paru dan ginjal, yang tersinyalir akibat paparan minyak. 

Tahun 2015, 1400 ekor paus dan lumba-lumba ditemukan tewas terdampar di sekeliling teluk Meksiko. Beberapa penelitian mengklaim bahwa jumlah itu hanya mewakili sebagian kecil ekosistem laut yang terdampar. Di tahun itu, memang tidak ditemukan kembali tumpahan minyak deepwater horizon, namun bukan berarti masalah usai. Penelitian tingkat lanjut mengindikasikan ribuan ekor lumba-lumba di sekitar Teluk Meksiko mengalami (maaf) kemandulan. 

Burung masih memiliki kekebalan tertentu dalam menghadapi dampak tumpahan minyak. Hanya saja, beberapa penelitian menemukan ratusan ekor disinyalir tewas akibat menelan substansi minyak, Kematian massal ini nampaknya sulit dihindari, karena perilaku burung yang berupaya membersihkan sayap dengan mulut mereka. Penelitian secara fisiologis mengindikasikan kematian para burung ini dipicu oleh kerusakan sistem metabolisme dan kekaauan pengaturan suhu tubuh  setelah menelan minyak. Salah satu spesies yang rawan terkena adalah pelikan coklat, hingga dinyatakan sebagai spesies terancam.

Lebih lanjut terkait dampak tumpahan minyak terhadap unggas, sebuah penelitian tahun 2014 memproyeksikan bahwa 12% pelikan coklat dan 30% camar yang tersiram minyak mendadak tewas. Bila ditotal, jumlah unggas yang tewas akibat tumpahan minyak sejak 2010 hingga 2014 mencapai 800.000 ekor, terlepas apakah penyebab kematiannya memang terkait langsung dengan bencana tersebut. 

Berita pahit lainnya terkait nasib unggas terindikasi dari sebuah penelitian tahun 2012, saat pemerintah masih mengupayakan pembersihan tumpahan minyak. Dari hasil penyidikan di Minnesota, Iowa, dan Illinois, telur-telur yang dihasilkan unggas-unggas tersebut ternyata mengandung substansi yang terkandung dari tumpahan minyak. 

Langkah strategis yang ditempuh pemerintah, antara lain membawa sejumlah satwa terdampak menuju penangkaran terpusat, setelah pengecekan dan evaluasi secara bertahap. Tempat penangkaran ini dipastikan sudah bebas minyak. Langkah penangkaran ini juga mencakup pemindahan ribuan penyu beserta telurnya di sebuah penangkaran yang tersebar di pantai Samudra Atlantik.  Sebagai catatan, pada saat tahun 2010, disinyalir enam puluh lima ribu ekor penyu tewas akibat kebocoran minyak Deepwater Horizon. 

Terkait dampak pada ikan-ikan dan invertebrata, teridentifikasi bahwa minyak merampas nyawa mereka. Beberapa contoh diantaranya adalah gangguan jantung pada ikan tuna setelah terpapar racun ikatan kimia kompleks dalam substansi minyak. Beberapa daerah permukaan laut menjadi zona maut, karena terumbu karang dan palung laut ikut melebur bersama tumpahan minyak. 

Image result for deadzone around seabed
Zona mati di permukaan laut, dimana minim ekosistem.
Sementara itu, terumbu karang yang berada dalam jarak 19 km dari sumur Deepwater sepertinya tidak terdampak langsung, meskipun kemudian ditemukan masalah fertilitas pada sebagian terumbu karang. Bagai buah simalakama, upaya pembersihan laut menggunakan cairan dispersi pun turut menyumbang efek samping kemandulan pada terumbu karang ini. 

Sekian yang mau disampaikan terkait musibah yang terjadi hampir sepuluh tahun silam. Sungguh tumpahan minyak menghasilkan buah simalakama. Diminum mati mendadak, kalaupun mengenai kulitt jadi menghambat reproduksi. Apakah pembaca mulai paham arti dari 'spesies terancam'? Bisa jadi,kerusakan itu tak terjadi langsung meskipun tetap pahit, sebagaimana upaya penyelamatan tak bisa instan dan serta merta 'memuaskan' semua aspek ekosistem. 













3 komentar:

  1. Membaca tulisan ini jadi ingat kejadian 13 tahun lalu di Sidoarjo? Lalu, terbesit pertanyaanku yg awam tentang isu seperti ini, "Mengapa ini bisa terjadi? Dan, gimana cara mencegah kasus serupa terjadi lagi di masa mendatang?" Anyway, tulisannya keren. Habis baca ini aku langsung minum air putih wkwk

    BalasHapus
  2. Wew lumpur sidoarjo dari lapindo ya. Salah satunya adalah memilih bahan material yang memang takkan meluapkan gas meskipun mahal, tapi tahan lama. Apkah mbak saksi Lapindo juga? Wew. Memang butuh minum untuk melancarkan energi. Hehehhe

    BalasHapus
  3. Ternyata bukan cuma nuklir yg bahayanya sampe ke kesehatan dan mental manusia. Thanks Bri, informatif banget

    BalasHapus

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...