Berbagi kebaikan sebenarnya tak cuma soal mentraktir massal, berbagi sembako, atau mengisi kotak amal tiap Jumatan. Ada banyak hal tak kasat mata yang bernilai pahala saat dilaksanakan. Salah satunya adalah berbagi ilmu, meskipun waktu yang tersedia sangat singkat.
Adalah Mas Gatot, Adam, Sukma, Alexandria, Ocha, Ilham, dan lainnya yang membuka kesempatan singkat itu. Dalam sebuah komunitas bahasa Inggris bertajuk Unitalk, sesi rutin setiap Sabtu siang membuka kesempatan untuk tampil lebih frontal. Saat saya menawarkan tema kepemimpinan sebagai bahan wacana sesi bernarasi, aku mencoba menggali gambaran besar dari buku Toxic Leadernya om Anthony Dio Martin.
Pertama kali kubawakan materi 1 buku sendirian, kekakuan lidah susah dihindari. Namun merupakan kehormatan tersendiri saat melihat audiens menikmati sajian powerpoint yang disusun 1 minggu. Setidaknya dari situlah pijakan untuk membawa suatu narasi lebih solutif dan atraktif muncul, sekaligus menjadi cambuk agar beberapa kekurangan bisa lebih diimprovisasi.
Seusai sesi, kegembiraan 1 komunitas nampaknya tak pernah habis. Dalam naungan Mas Gatot sebagai mentor, kami mendapat banyak perbaikan dan gagasan baru mengenai bahasa. Setiap kali selesai presentasi, Mas Gatot senantiasa memberikan seluk-beluk dan trik berbahasa Inggris yang atraktif dan mampu menarik peserta untuk lebih jauh berinteraksi. Tanpa sadar, kami yang awalnya mau berbagi narasi kebaikan, mendapat juga limpahan gagasan tentang nilai-nilai luhur bahasa.
Setelah beberapa bulan, saya kembali mengisi giliran berpidato. Saat itu tema yang diusung adalah soal kreatifitas. Kontan saja buku Inside The Box hasil gubahan Drew Boyd dan Jacob Goldenberg jadi referensi utama untuk jadwal tampil Sabtu 22 Desember 2017. Belajar dari sesi yang lalu, dimana tidak semua isi buku harus dibahas; saya mengkurasi beberapa materi dari buku yang tersusun dari 7 bab besar tersebut menjadi powerpoint 24 halaman. Satu hikmah yang perlu dicamkan, sesi presentasi tidak selalu harus menuntaskan keseluruhan tema, namun lebih kepada persuasi kepada pendengar. Buat mereka penasaran.
Selain kehadiran Mas Gatot, peran Adam Anditra sebagai pembina MC dan moderator merupakan hal yang vital dalam komunitas ini. Seorang Bapak satu putra yang lahir tahun 1994 ini kerap terlihat energik dalam membawakan beragam sesi presentasi. Di sisi lain, alumni jurusan Biologi ini sering diandalkan jadi pembawa acara akad nikah dan resepsi. Dari kesempatan-kesempatan itu, kukira ia sedang disiapkan menjadi penerus Mas Gatot.
Setiap minggu, Rossa Fitriani, atau biasa kami panggil Ocha setia menunggu para anggota komunitas di meja presensi. Ocha adalah salah seorang administrator senior di komunitas. Di lain waktu tangan dan jemarinya lihai menyusun poster acara komunitas. Hasil goresan tangannya tak pernah membuat kecewa, menghidupkan suasana eksotis dalam setiap pertemuan yang bersahaja.
Hari ini, aku sudah terpisah jauh dari mereka, berhubung markas mereka berada di Bandung. Kendati demikian, aku masih terus menelusuri sekian percakapan di grup WA milik komunitas linguistik ini Maka demikian, sesi Sabtu siang itu selalu mengundang rindu. Karena mereka, aku terus mengukir perjalanan menuju kesempurnaan berbahasa.
Pengalaman pribadi yang dikemas dengan bahasa yang apik.
BalasHapusSejenak terpikir banyaknya buku yang tuntas terbaca, serta berapa kata tumpah selama bergelut dengan bahasa.
Ya,memang ada saatnya kita akan mereproduksi gagasan yang diserap dari buku yang dibaca. Adalah kewajaran ketika tidak semua isi buku dilahap pikiran, maka bukanlah sia-sia ketika gambaran besar isi buku berhasil kita jadikan pendorong lahirnya gagasan baru. Terima kasih telah menyimak.
BalasHapusPingin bisa "aktif berbahasa" ๐๐
BalasHapusSelalu ada kesempatan. Salah satunya yang mungkin bisa dimanfaatkan adalah saat mendidik buah hati. Hohoho
BalasHapusHuwa, bagi tips dong Mas agar menyukai berbahasa Inggris. Gendukku tertular virusku yang momok pelajaran ini. Help
BalasHapus