Minggu, 19 April 2020

Telenovela bernama radikalisme

-Telenovela itu bernama Radikalisme-
Apa yang biasa jadi adegan, alur bila anda menonton telenovela atau melodrama? Ehm meskipun berbeda-beda alurnya, tipikalnya adalah 'ada tokoh jahat dan baik',..'tokoh jahat menang terus' - 'tokoh baik dicitrakan oleh tokoh jahat...",dengan citra buruk bin ad hominem'- 'tokoh baik akhirnya berjaya'. Yang jelas, kalau anda adalah penonton, sama kayak saya, seringkali gregetan lihat adegan ketika pemain 1 film kompak menzalimi si tokoh baik. Gatel dan pengen terus ikutin kan? Ga bisa dipungkiri, sebagian pasti penasaran, kok tega sih tokoh baik terus menerus dizalimi.
hari ini, mungkin hidup di sebagian negara, selalu ada narasi melodrama atau telenovela : "hancurkan radikalisme" hingga komedian berkicau "free radical" udah jadi komoditas. Menjelang politik, narasi-narasi telenovela yang 'kadang bikin gatel' ini pasti muncul. Sebagian menyahut antusias mengiyakan, sebagian mempertanyakan penuh kegemasan. Gue juga gemas: emang apa sih radikal itu?
Oke,...aku sertakan sumber nya dari KBBI, radikalisme adalah : 1 paham atau aliran yg radikal dl politik; 2 paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dngan cara kekerasan atau drastis; 3 sikap ekstrem dl aliran politik. Gimana udah cukup konkret penjelasannya? Aku sertakan dari wikipedia, ensiklopedi kita bersamaah:
Radikalisme (aspek sejarah), sebuah kelompok atau gerakan politik yang kendur dengan tujuan mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha mencapai republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan perkembangan liberalisme.
Partai Radikal – sejumlah organisasi politik yang menyebut dirinya Partai Radikal, atau menggunakan kata Radikal sebagai bagian dari namanya.
Gimana, sudah cukup jelas? Buat saya sih masih ngawang , dengan catatan saya tidak mau bikin definisi berdasarkan media cetak, habis media suka semaunya menafsirkan-gimana yang nyuruh- 
Oke, let me show you what's radicalism mean:
the political orientation of those who favor revolutionary change in government and society (vocabulary.com)
Bila dilihat keatas, dari ketiga sumber bahasa tadi, radikalisme itu bisa diartikan adalah :
1. Paham yang menghendaki perubahan drastis dalam politik dan sosial
2. Pengaturan ulang (redistribusi) pers,
3. Lebih terhubung dengan 'pembebasan;
4. Manipulasi 'kebebasan' dan 'hak milik'
Yap, kembali ke ulasan beberapa hari kemarin saya mengcounter antitesis terhadap 2 artikel 'so brilliant', artikel yang sumbernya koran baskom itu cenderung menilai organisasi ###, GN##, f$$ , H$I adalah gembong radikal. Ternyata bila dikaji menurut definisi di atas, itu tafsiran yang kurang holistik. Kalau dibilang 4 organisasi di atas radikal, sudah dari dulu banyak pers 'yang dikocar-kacirkan'. Kenyataannya, pas 114, 212, 411; malah banyak media yang dikawal F@@, ataupun wartawan yang dilindungi dari intimidasi orang-orang yang sudah tidak tahan tipuan sebagian media partisan.
 http://www.rakyatjakarta.com/foto-foto-laskar-fpi-ternyata…/. Jadi betulkah orang-orang tersebut yang radikal? Pers malah berusaha dilindungi kok...Jadi coret ciri-ciri no.2.
Tapi mungkin H## memenuhi definisi no. 1,...tapi yang bisa memenuhi definisi no.1 juga adalah orang-orang yang kemarin berbicara: "coba pisahkan agama dari politik" http://khazanah.republika.co.id/…/oninlv361-kiai-didin-memi…". Ataupun juga orang-orang yang senang bikin klaim sendiri, eh bukti2 ga mendukung: http://www.rmol.co/…/Gorong-gorong-Gedung-DPR-Sempit-&-Suli…
Jadi, yang memenuhi definisi radikalisme terkait pembebasan dan redistribusi gelar, lagi2 mentok di 'bukti',...justru malah orang yang dituduh radikal mau makar, ga punya senjata dan bom apa-apa. Jadi siapa yang sebenarnya radikal? Ya mungkin kita semua radikal.
Kenapa aku bilang kita semua? Ya aku masih heran dengan orang-orang yang mendebat saya sampai belasan paragraf, saat saya dulu di barisan penentang Lady Gaga Konser di Indonesia. "Eh brian, lu konservatif banget, tengok luar negeri sana". Dan begitulah berkali kali kritik mengalamatkan bahwa :"Kok elu kayak takut iman ente kurang, lantaran artis datang ke Indonesia??" Ya begitulah tanggapan di medsos,...kalau gue sempat di barisan menentang konser, kontroversial ya alamat diteriakin "konservatif".
Hanya saja, yang bikin aku heran, eh giliran ustad Zakir Naik datang ke Indo, orang-orang yang mendebat saya itu, pada bikin status agak paranoid, persis kayak saya waktu dulu mengkritik "konser kontroversial",....kadang-kadang ada yang ngibrit kayak anak kecil hendak kabur di imunisasi.
Ngomong-ngomong soal imunisasi, mungkinkah diterapkan untuk pencegahan kanker? Awas jangan pakai terapi anti kankernya Pak Warsito, nanti beliau diincar sama para dokter di sini buat dicerca, tanpa beliau dikasih ruang diskusi
Bisakah kita saling berbagi dalam ruang diskusi tentang radikalisme? Ah sudahlah, ini era digital, tapi bertanya sudah mahal harganya. Ini era klaim dahulu, menyesal dan meminta maaf kemudian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Tembakan Salvo di Ujung Senja - Briantono Muhammad Raharjo-   1948, Jember   "Mbak Rukmini, kenapa sekarang Bapak hanya jad...