Obsessive Compulsive Disorder
: Asa Maxwell Thornton Farr Butterfield
(Oleh: Muhammad Asqalanie Eneste)
di planet yang genit ini, aku mematut kaca di kelapa hingga
ke kepalan pekat di lebuh dadaku; tak ada cahaya sempurna,
sedang aku si samar-samar kehilangan cara, bertikaian apa
yang tak terurai definisi.
"aih, terkutuklah ketampanan langit bumi, sejak Yusuf tak lagi
menyebar wangi kasturi" katamu ketemu seorang tamu yang mirip
wajah lelaki dalam kisah Luth.
"maka satu-satunya galaksi di galak diri, adalah tinggi kesaksian
seorang munafik seperti abu jahal" jawaban yang janggal kujagal,
seperti tak mengenal kata penggal.
"bersenggamalah bayang-bayang diri yang hancur setelah
benturan naluri, tak ada big bang setelah dan sebelum eva, tak ada"
kau begitu percaya.
aku begitu percaya.
seperti gelap lorong gereja bagi perempuan bernama Wilma,
selamanya aku si lumpuh yang cerpelai dan takkan mengaku mempelai
tanpa belalai.
"di matamu watu kehilangan keras nawaitu, Asyiah tak membela Fir
yang tenggelam diapungkan waktu, dalam kitab pembelajaran kaum pembaca"
kataku yang entah mengulang katamu.
membereskan kelamin di dalam kelam, berdoa sewangi dan sebulat mempelam,
kelambu adalah jaring laba-laba di liur kaca yang gampang pecah; menjadi
kebenaran OCD
2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BERAWAL DARI PERAN AYAH, BERTUMPU DARI SIKAP AYAH
Assalamu alaikum, saudara-saudari. 19 Juli 2024 merupakan hari Jumat isitimewa kala saya memperdengarkan suatu tema mencengangkan Ceramah ...
-
Akses terhadap informasi yang semakin melaju, berkat dukungan internet, membuat masyarakat semakin mudah menelusuri komunitas dan sarana u...
-
Destiny is calling you, passing through your edge of heart We're not a loss anymore, and look up your future And surely, we'll uni...
-
Tak kurang dari dua puluh empat jam, jumlah durasi hari yang kita jalani. Sebagian besar kita habiskan di rumah, lalu sekitar dua puluh hing...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar