Seperti apa kita mendefinisikan seorang wanita yang perkasa? Barangkali
yang terbayang di benak kita adalah Wonder Woman, Black Widow, atau mungkin
Saras 008.
Atau bisa jadi, saat mendengar terminologi tersebut, yang terbayang
adalah sosok ibu, tante, saudara perempuan, sepupu, atau sahabat? Jangan-jangan,
karena anda sang pembaca itu adalah wanita, julukan perempuan perkasa itu sepatutnya
dialamatkan pada diri sendiri?
Di sebagian benak orang-orang, yang terpikir saat terdengar kata wanita
perkasa, yang terbayang dalam benak adalah sosok-sosok perempuan mandiri. Maka
terngianglah juga dalam kepala tentang sosok Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien,
hingga melayang pada Joan of D’Arc, seorang panglima wanita asal Prancis,
sebagai barisan wanita yang pernah mengisi sejarah dunia dan nusantara dengan
keperkasaan mereka. Bukan tidak mungkin, isi pikiran kita akan cenderung
mengarah kepada CEO-CEO wanita yang populer dalam dunia bisnis, semisal Martha
Tilaar atau Merry Riana (ada pembahasannya di lain halaman lho)
Tetapi, mungkinkah kata wanita perkasa itu tersirat, bila yang ada di
hadapan adalah seorang ibu rumah tangga yang biasa membantu suaminya mengurus
kebun binatang dan tampak lemah lembut? Mungkin,
sebagian pemikiran orang yang biasa memandang wanita perkasa adalah para atlit,
CEO, hingga pahlawan nusantara, mungkin akan sulit melihat tokoh Antonina, sebagai
salah satu wanita perkasa yang berkontribusi positif dalam sejarah perang dunia ke-2.
Di Polandia, tepatnya pada tahun 1930, berdirilah sebuah kebun binatang
yang sangat besar. Kebun Binatang itu diketuai oleh Jan Zabinski, seorang pria
tinggi berkumis berumur nyaris kepala empat, ditemani oleh istrinya, wanita
berambut sebahu yang setia, Antonina. Selama bertahun-tahun, mereka hidup
tenang mengelola salah satu kebun binatang terbesar di Eropa dengan mengurus
bermacam-macam satwa. Suatu ketika, perang dunia kedua pun dimulai, tepatnya di
tahun 1939, mulai mengancam ketentraman mereka.
Bombardir pesawat Jerman, memulai sejarah peperangan dan penaklukan
Polandia semenjak 1 September 1939. Perlawanan Polandia diluluhlantakkan,
hingga Antonina (diperankan Jessica Chastain) dan putra tunggalnya Ryszard
mencari perlindungan. Tak lama pasukan Jerman menduduki kebun binatang, seorang
kepala kebun binatang sekaligus zoologi Jerman bernama Dr. Lutz Heck, takjub
ketika memeriksa isi penangkaran hewan
terbesar tersebut.
Lutz Heck, dokter zoologi asal Jerman |
Dr. Lutz Heck, yang juga merupakan antek utama dari Hitler, menawari
Jan untuk membawa binatangnya ke penangkaran Jerman, sampai perang berakhir.
Syaratnya, Jan dan keluarganya tidak boleh menjadi suaka bagi orang-orang
Yahudi Polandia. Sialnya, Lutz Heck juga turut terpikat pada kecantikan Antonina
yang agak pendiam itu.
Di sisi lain, karena situasi perang, Maurycy Frankael dan istrinya
Magda Gross mulai mencari penangkaran bagi koleksi serangga dari teman mereka.
Antonina menawarkan perlindungan, karena keduanya merupakan sahabat lama
keluarga. Lantaran Maurycy dan Magda
sama-sama beragama Yahudi, Jan dan Antonina menggunakan sisi bawah tanah dari
kebun binatang Warsawa untuk mengamankannya. Selama ini, sisi bawah tanah
tersebut telah lama dimanfaatkan Jan dan Antonina untuk mengamankan teman-teman
mereka yang beragam Yahudi.
Agar keberadaan teman-teman mereka tersamar, Jan dan Antontina membujuk
Lutz Heck agar mengubah kebun binatang menjadi peternakan babi. Dengan dalih
agar kebutuhan pangan tantara Jerman terpenuhi, Jan dan Antonina menyusun
strategi supaya kucuran dana untuk pemeliharaan kebun binatang yang beralih
fungsi, bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan teman-teman mereka
yang menjadi pengungsi.
Sementara itu, Jan yang menyaksikan
bagaimana penjara orang Yahudi milik German penuh taburan sampah, mulai
prihatin dengan para tahanan. Dibawa dan diringkusnya taburan sampah itu untuk
memberi makan babi-babi yang telah dipelihara dalam kebun binatangnya. Mulailah
Jan mencari akses untuk menghubungi tentara bawah tanah Polandia, agar para
tahanan bisa diungsikan secara layak dan aman.
Dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun, dengan berangsur-angsur dan
diam-diam, keluarga Jabinski mengungsikan para tahanan Yahudi Polandia melalui kendang
kebun binatang, ruang dalam rumah, hingga tembok-tembok jalan yang tak
terlihat. Di lain sisi, pemerintahan Jerman yang merasa bahwa tahanan berkurang,
mulai mendeportasi para tahanan ke kamp hukuman mati. Lantaran tentara Jerman
semakin ketat mengawasi, Jan tidak punya pilihan selain terlibat mengangkut
para tahanan satu-persatu dengan truk pengangkut sapi.
Di awal 1943, dua tahanan wanita yang berusaha diselamatkan oleh Antonina
dan Jan, tertembak saat melarikan diri di jalanan. Mau tidak mau, Jan dan
Antonina berpura-pura tidak tahu atas identitas kedua wanita tersebut, karena
ketatnya pengawasan tentara Jerman. Di lain sisi, Antonina sedang mengandung anak
kedua, calon adik Ryszard. Dalam waktu yang rawan seperti demikian, Jan dan
Antonina melakukan gencatan sementara dari aksi penyelamatan.
Beberapa bulan, pemerintah Nazi Jerman memutuskan untuk merayakan ulang
tahun Hitler, sang pimpinan tertinggi (il fuhrer) di gedung tahanan
Yahudi. Sialnya, dalam gedung itu hanya terdapat sedikit tapol Polandia. Para
panglima Jerman berang, lantas dibakarlah gedung tahanan itu beserta isinya. Di
saat bersamaan, Antonina berjuang melahirkan anak kedua di rumahnya, lantaran rumah
sakit Polandia sudah dikuasai tentara Jerman.
Tepat sore di pertengahan 1943, Antonina melahirkan seorang bayi
perempuan. Lalu Jan mempersilakan putra sulungnya memberikan nama terindah
untuk sang adik:
“Bolehkah aku memberinya nama Teresa, ayah?” (Ryszard, bagian tengah
Zookeeper’s Wife)
Kendati kebahagiaan bertambah untuk keluarga Jan, masalah berkembang
semakin rumit. Dr. Lutz Heck semakin berhasrat pada Antonina, meski wanita yang
ditaksirnya itu sudah bersuami dan beranak dua. Beberapa kali, Lutz Heck mencoba
berbuat seronok pada istri penjaga kebun binatang tersebut. Untungnya, meski
Antonina hemat bicara, ajakan Lutz Heck yang tampan tapi sarkastik dan
serampangan itu selalu bisa dielaknya.
Tetapi, pandangan Antonina pada Lutz Heck mulai sedikit melunak dua
tahun kemudian, dimana Jerman harus menyerah pada kekuasaan Uni Soviet. Antonina
terdesak dengan kondisi sulit: Jan menghilang setelah sebuah peluru menghantam
truk yang ditungganginya, dan hanya Heck yang mampu memberikan bantuan
pelacakan. Sialnya, Heck justru memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini
untuk berbuat seronok pada Antonina. Saya yakin, penonton akan merasa bahwa
Lutz Heck memang pantas dapat cercaan, karena sikap asusilanya yang terus
kumat. Dengan kondisi terdesak, mau tidak mau Antonina harus melayani nafsu
bejat dari zoologi berkumis tipis ini supaya Heck mau mengerahkan pasukan untuk
mencari suaminya.
Antonina dan Jan, berjuang bertahan hidup dalam Zookeeper's Wife |
Pengorbanan Antonina pun tak sia-sia, pasukan Jerman bergerak untuk
mengidentifikasi keberadaan Jan. Di lain sisi, Magda mengungsikan Teresa,
sementara Antonina dan putranya bersembunyi di sebuah ruang bawah tanah. Lutz
Heck kemudian kembali ke rumah Antonina bersama beberapa anak buah. Lutz Heck
marah ketika mengacak-acak dinding bawah tanah rumah Jan dan Antonina.
Ditemukannya gambar bintang enam serta gambar-gambar anak kecil yang memenuhi
tembok.
Heck yang berang menyadari bahwa para pengungsi Yahudi selama ini ditolong
oleh Jan dan Antonina, kemudian bergegas mencari sang istri penjaga kebun binatang.
Tatkala menemukan mereka berdua, Lutz Heck mendekap Ryszard dengan mengacungkan
pistol. Antonina memohon agar Lutz tidak menembaki putranya, tetapi tetap saja
sumbu timah panas itu ditarik. Antonina pingsan mendengarnya.
Jan dan Antonina, perbandingan antara nyata (kiri) dan film (kanan) |
Untungnya, Ryszard tidak dilukai, dan Heck pergi dengan damai. Rumah
mereka telah kosong, maka bergegaslah ibu dan anak ini menyusul penduduk Polandia
mengungsi keluar dari Warsawa. Tak lupa, mereka berdua membawa serta seekor kelinci
dan seekor banteng bison milik Heck. Heck yang telah kembali ke Jerman, sangat terpukul
melihat kebun binatang Jerman sudah dibumihanguskan pasukan Uni Soviet.
Di tengah pelarian, Antonina melepaskan bison itu ke hutan. Empat bulan
berselang Uni Soviet berhasil membuat Jerman menyerah, sehingga terbukalah
kesempatan bagi penduduk Polandia untuk kembali merajut negaranya. Warsawa
kembali pulih perlahan, berikut dengan kebun binatang legendarisnya, meski
menyisakan puing-puing akibat serangan bombardir udara dan darat. Terlebih,
salah satu karyawan Jan yang paling setia, Jarzyk, masih hidup dan turut
menjaga kebun binatang itu.
Ryszard, masih hidup hingga kini menjaga komitmen orang tuanya |
Tak lama, Jan kembali pulang ke rumah, setelah merasakan jadi tawanan
perang untuk beberapa lama. Jan dan Antonina saling melepas rindu, sembari
menyaksikan pemugaran kebun binatang mereka. Tercatat dalam sejarah Yahudi, diklaim
oleh seorang tokoh bernama Yad Vashem, keluarga Zabinski berjasa dalam menyelamatkan
tiga ratus penganut Yahudi di Polandia.
A hero born in chaos. Demikian premis yang sering bergaung sejak
umat manusia memasuki tahun Masehi. Orang menjadi pahlawan pada saat kesulitan
dan kesempitan menghimpitnya. Kendati judul film ini adalah a Zookeeper’s wife,
sejatinya yang menjadi pahlawan adalah Jan dan Antonina Zabinski.
Dalam film ini, Antonina menjadi sosok pahlawan yang dominan, karena
kesabaran dan kelihaiannya berjuang, meski ia bukan tipikal wanita yang
ceplas-ceplos. Kekuatan dari Antonina bukanlah serta muncul secara natural,
melainkan karena ia ditempa oleh berbagai pilihan sulit yang mengerubunginya
dalam situasi serba kacau.
Saat melihat Antonina, saya coba untuk meresapi pembawaannya seolah dia
adalah ibu sendiri yang sedang berjuang di antara keganasan perang. Perjuangannya
bisa jadi tak lebih lama daripada pahlawan nasional kita yang bergerilya melawan
penjajah bertahun-tahun, namun bukan berarti minim apresiasi. Kecintaannya
kepada keluarga dan segenap satwa yang menjadi tanggung jawab menempanya berkorban
demi melalui situasi sulit. Di titik itu, keharuan muncul dalam benak saya,
karena ia tetap ingin sekelilingnya hidup aman dan sentosa, kendati ia kerap
menjadi sasaran perundungan para penjajah, terutama ahli hewan licik Lutz Heck.
Sebagai seorang pria, Jan mungkin tidak kuasa menghindari rasa cemburu
melihat kedekatan Antonina dengan Lutz Heck. Adakalanya ia pun meragukan
kesetiaan istrinya saat mengakrabi penjajah. Namun, sejatinya memang kadang
kesabaran harus serba dipanjangkan. Pengorbanan Antonina cukup pahit, namun di
akhir cerita membuahkan hasil yang manis: anak-anak, hewan binaan, serta banyak
tawanan yang selamat.
Kisah Antonina yang diabadikan oleh Diane Ackermann sebagai sebuah novel non-fiksi, merupakan hasil cuplikan dari buku harian yang disusunnya selama menjalani hari-hari berat peperangan. Tak dapat dipungkiri, sekali lagi diari menjadi salah satu sarana yang penting dalam 'menjalankan' fungsi sejarah. Dari perasaan-perasaan yang terkumpul dari seorang Antonina, maka film ini dapat menyadur wataknya yang sedikit pendiam.
Sekali lagi, Zookeeper's Wife menambah daftar panjang deretan kisah sejarah yang mengambil dari sebuah diari. Barangkali, orang terdekat kita saat ini tak terlalu banyak mengungkapkan apa yang dirasakannya dalam kondisi sulit, tetapi menuangkannya dalam tulisan. Jadi, mungkinkah seorang sosok pahlawan sedang melahirkan kembali dirinya, saat perasaan-perasaannya tercurahkan untuk bercerita tentang kekalutan? Boleh jadi, kita takut jejak digital. Tapi jangan lupakan bahwa ada banyak pahlawan yang masih terkenang berkat kumpulan perasaan yang terbukukan. Khawatirlah tentang bagaimana sejarah menulis kita.
Mantap kak.... Keren keren keren
BalasHapusKeren. Jadi inget buku holocoust yg pernah kubaca..
BalasHapusKarena hidup hanya sekali. Masalahnya adalah dengan tinta apa kisah hidup kita ditulis. Nice Bri
BalasHapusKeren,
BalasHapusMaka benar ketika mulai menulis berarti kita mengawali menulis sejarah diri kita sendiri. Review film yang lengkap kak, suka dengan detil penjelasannya..mantap
BalasHapus