Pengalaman kerja kuliah nyata memang membekas bagi sebagian orang. Tak terkecuali saya, yang memilih pabrik pembangkitan listrik menjadi tujuan dalam menguji pemahaman kuliah selama tiga tahun. Dalam episode kali ini, saya akan mengulas lebih pabrik pembangkitan listrik di Suralaya, yang terletak cukup dekat dengan Selat Sunda beserta perjalanan yang harus ditempuh ubtuk mencapainya.
Lima hingga tujuh jam. Demikian jumlah durasi yang harus ditempuh sebuah bus dari Bandung untuk bisa mencapai kota pelabuhan Merak. Lokasi pelabuhan strategis yang menghubungkan ujung Jawa dengan pangkal Sumatera ini adalah pintu akses termudah untuk memasuki Suralaya. Adapun jalan paling mudah ini tersusun aspal retak dikerubungi bebatuan terjal. Jadi jangan heran bila kita harus siap bergoyang di atas motor, angkutan umum, atau mobil saat menempuh jalur ini.
Suralaya sendiri adalah sebuah desa yang berdekatan dengan pantai. Setiap malam, pantai Suralaya biasanya dijaga oleh beberapa orang satuan pengamanan. Selain bertugas mengamankan, mereka juga disiagakan untuk menanggulangi kesurupan yang biasanya menimpa para pelancong pantai yang suka 'mencari masalah' saat malam hari.
Pabrik pembangkitan listrik yang dimaksud dalam feature kali ini, adalah Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya milik PT Indonesia Power, salah satu anak Perusahaan Listrik Negara. Bisa dibilang, arus listrik yang menyangga satu kabupaten biasanya ditopang oleh unit pembangkitan yang ada di pelosok. Sumber kekuatan Unit Suralaya dalam membangkitkan arus listrik yang masif itu adalah pengolahan air laut.
Berdasarkan pengetahuan dasar yang dipahami sebagian besar orang, pada umumnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) memerlukan sumber air yang cukup besar. PDAM memang difokuskan untuk memenuhi pasokan air minum, manakala PLTA mengolah listrik dari sungai, danau, laut, hingga hujan. Bedanya, air untuk membangkitkan listrik harus bebas klorin, tak seperti halnya air minum. Lantaran UBP Suralaya menggunakan air laut, proses desalinasi dan membran osmosis terbalik menjadi rangkaian proses untuk menjernihkan air (sangat) asin menjadi air berion murni.
Terkait dengan desalinasi, air laut dijernihkan dengan tenaga suhu panas yang cukup tinggi. Keakuratan alih energi melalui prinsip termodinamika menjadi faktor kesuksesan dalam membebaskan substansi air laut yang menjadi penghambat arus listrik. Maka, menjaga proses aliran panas dalam instalasi desalinasi dibutuhkan keahlian dan daya stamina dalam membaca angka temperatur dan faktor kestabilan mesin yang optimal.
Bagaimana dengan membran osmosis terbalik? Proses pengalihan air laut menjadi air pembangkit listrik akan melalui penyaringan membran sebanyak ratusan kali. Dari mulai tangki penampung hingga pemisah kuman dan klorin, adalah serangkaian petualangan panjang agar air laut aman diubah mesin pembangkit menjadi sumber arus lampu, laptop, dan stopkontakmu. Sebagaimana mesin pada umumnya, instalasi membran rawan terkena kerak. Maka diperlukan proses pembilasan dan penambahan cairan kimia untuk menjaga kestabilan rangkaian sistem proses.
Tentu saja, limbah pasti selalu terjadi setiap kali suatu proses dijalankan. Residu sisa konversi listrik ini dilenyapkan oleh Mesin Penguapan Elektrostatik. Dengan menggunakan energi kinetik bercampur magnet, sisa substansi hasil proses dicacah semakin kecil dengan gerakan turbin berarus.
Bagi para insinyur mesin, listrik, dan lingkungan, menguji efisiensi dari proses pengolahan hingga pemusnahan residu merupakan lahan penelitian yang cukup menantang.
Ini adalah sebuah cerita tentang bagaimana laut berubah wujud jadi listrik melalui keajaiban mekanika, kimia, dan fisika. Bagaimanakah listrik hadir di kotamu?
Indonesia Power? Mas sepupuku krja d PT itu 😶
BalasHapusYoi. Ini tempat intershipku. Wha menantang kerja di sini mah. Tiap pagi pemanasan.
BalasHapus