Batam, 7 Januari 2012
-06.00 WIB-
Sudah harus beres mandi, karena sarapan hanya 15 menit. Sisanya buat briefing tugas hari ini.
-07.15 WIB-
Buffet sudah habis, piring-piring ga ada sisa. Hanya tumpukan aqua buat melepas dahaga. 15 menit waktu tersisa, saya pergi ke toilet dulu. 07.30 pintu bus sudah akan ditutup.
-07.45 WIB-
Kordinator lapangan kami (saat ini sudah jadi mendiang), mengingatkan agar tidak ada yang berkeliaran seusai 15.30 WIB.
"Jangan sampai angkatan kita yang punya jargon 'kalahkan plastik' jadi kocar-kacir karena ga disiplin." Demikian wejangannya saat berdiri di depan bus.
-08.30 WIB-
Diberi pengarahan oleh bapak-bapak pejabat PDAM Batam. Lalu saya mulai merancang plan saat nanti pisah kelompok ke pulau kecil luar Batam. Lupa apa nama pulaunya, yang jelas saya pergi bersama 9 orang lain.
-10.00 WIB-
Survey rumah cluster pertama dimulai, tanahnya becek dan basah.
"Aaaahhh sepatuku kotor lagii .." kata temanku yang badannya tinggi berhijab hitam.
"Disini kok becek banget sihh??"
Dan sekian keluhan lain, utamanya dari teman-temanku mahasiswi. Sesekali kudengar rutukan-rutukan yang mirip keluhannya Cinta Laura Kiehl.
Katanya sih Batam sedang "dalam pembangunan"
-11.30 WIB-
Menjelang zhuhur, hujan turun. Ga ada jaket, ga ada ponco. Survey air di cluster rumah kedua dimulai.
Tibalah di sebuah rumah tipe cluster yang dihuni warga keturunan.
"Jadi, kadang-kadang kami harus menampung air dulu untuk keperluan 5 hari. PDAM suka macet dadakan." keluh seorang ibu responden kami
Setelahnya kami memungut aspirasi dari rumah yang punya kandang ayam.
"Mending saya beli sumur tanah. Ini tagihan jalan terus, macetnya bisa seminggu. Ditelpon jawabnya cuma nanti dilaksanakan terus..." keluh seorang bapak setengah baya, responden kedua kami.
Di tengah perjalanan,
"Bri, hati-hati! Lihat yang kamu injak!"
Di bawah sepatu saya telah terbujur kaku seekor binatang pengerat berekor gundul.
-14.00 WIB-
"Wah laporannya ketinggalan." temanku bernama R panik
"Udahlah, Ran. Nanti ngomong aja sama bapaknya."
Segera bang R menelpon seseorang dari PDAM. Lalu berbicara soal masalah ketinggalan laporan.
"Nanti dianterin pas jam 3, ke hotel kita"
Beberapa temanku yang perempuan, terlihat bersungut-sungut wajahnya.
"Gimana sih kok jadi kotor semua gini? Mana celana basah lagi. "
"Sepatuku juga lama ni nyucinya"
Aku mulai kesal dengan sikap semacam ini, sambil mikir : "masa calon insinyur lingkungan pengennya cuma kerja di tempat ber-AC bin higienis doang".
Lalu aku nyletuk: "Mau survey kok tempatnya milih-milih? Pada pengennya tempat survey yang kinclong ga ada masalah yaa??"
Beberapa orang langsung menatap tajam saya, seolah mereka baru terserang sariawan akut. Saat itu lalu lintas macet, bus kami hanya bisa maju 10 menit tiap 10 meter.
-16.30 WIB-
Habis naik boat, kami foto-foto di pulau kecil. Sempat ke masjid agungnya, lalu naik moda berkapasitas 4 orang buat keliling pulau. Di sini banyak orang berprofesi jadi pengrajin. Lalu kami bikin video sebelum pulang. Jadi lupa tadi kami saling mengeluh dan nyeletuk.
-18.30 WIB-
"Bri. Ayo kumpul angkatan. Kita evaluasi dulu."
Ternyata ada kasus 4 orang teman yang sempat tersasar di Batam. Alasannya sepele : ga bisa nahan liat barang bagus. Ga bisa nahan foto-foto di spot strategis. Mau ke hotel lagi ngarahin taksinya pada bingung.
Akhirnya beberapa teman panitia turut meminta maaf, karena tidak memberi batasan lokasi aman untuk teman-teman peserta.
-20.00 WIB-
Barang kami diamankan di kamar salah satu teman mahasiswi. Siap-siap besok KKN ke Singapura.
Ada rincian waktu, beneran jadwal kah??😲
BalasHapusLagi bereksperimen, dengan mengurai kejadian masa lalu melalui format reportase.
BalasHapusSeperti catatan harian ya.. keren kk
BalasHapusTerjadwal gitu kah? Planning? Eh, reportase ya? Baru kali ini lihat jadi tambah wawasan
BalasHapusHahaha. Baru nyoba beberapa kali bikin narasi macam begini.
BalasHapusDi beberapa kumcer, ada yang format narasinya seperti take notes dari kejadian beberapa hari tertentu.
Keknya ini real deh... iya ka?
BalasHapus